Laba BCA (BBCA) Semester I/2024 Rp26,9 Triliun, Naik 11,1% YoY

Bisnis.com,24 Jul 2024, 16:10 WIB
Penulis: Arlina Laras
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja memberikan keterangan saat Paparan Kinerja Keuangan BCA Semester I 2022 di Jakarta, Rabu (27/7/2022). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) beserta entitas anak membukukan laba senilai Rp26,9 triliun pada semester I/2024.

Nilai tersebut naik 11,1% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Pada periode yang sama, penyaluran kredit BCA tumbuh 15,5% YoY menjadi Rp850 triliun per Juni 2024.

"Pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri. Kredit tumbuh didukung oleh sektor korporasi dan UMKM," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers Paparan Kinerja Semester I 2024 pada Rabu (24/7/2024).

Secara rinci, kredit korporasi per Juni 2024 naik sebesar 19,9% YoY mencapai Rp388,6 triliun. Kemudian, di segmen komersial kredit tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp127,8 triliun dan kredit UMKM tercatat sebesar Rp114,4 triliun atau tumbuh 12,7% YoY.

Sementara, segmen konsumer naik 13,6% secara tahunan menjadi Rp210,2 triliun. Kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) tercatat sebesar 20,2% YoY mencapai Rp17,8 triliun.

"Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024. Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor [KKB] sekitar Rp50 triliun," jelas Jahja.

Pada periode yang sama, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp39,9 triliun. Pendapatan selain bunga tumbuh 12,1% yoy menjadi Rp12,4 triliun dan total pendapatan operasional Rp52,4 triliun, naik 8,9% YoY.

Dari sisi rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4% pada semester I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9%. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) berada di angka 2,2%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2% dan 71,2%.

Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 5% YoY menyentuh Rp1.125 triliun. Dana giro dan tabungan yang masuk dalam kategori dana murah (current account saving account/CASA) berkontribusi 82% lebih dari total DPK, tumbuh 5,8% mencapai Rp915 triliun.

Jahja menambahkan pertumbuhan CASA selaras dengan total frekuensi transaksi BCA yang naik 21% YoY mencapai 17 miliar pada semester I 2024, tumbuh 4 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. "Khusus di kanal digital, frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 14,8 miliar, naik 24% YoY," katanya.

Sebelumnya, analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano dan Naura Reyhan Muchlis dalam risetnya memperkirakan laba bersih konsolidasi BBCA mencapai Rp26,79 triliun pada semester I/2024 atau lebih tinggi 10,8% dari capaian Rp24,19 triliun pada periode yang sama 2023.

BRI Danareksa Sekuritas memproyeksi lima bank besar (BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, dan BRIS) membukukan pertumbuhan laba bersih sekitar 5%—25% YoY pada kuartal II/2024 didukung oleh pertumbuhan kredit sekitar 13%—20% yang akan mengimbangi NIM yang lebih rendah (11-98 bps) dibanding periode yang sama 2023.

“Kami tetap menyukai BBCA karena posisi simpanan yang superior dan kualitas aset yang meningkat. BBCA menjadi top pick kami di sektor ini,” tulisnya dalam riset, dikutip Rabu (24/7/2024).

Saham BBCA mendapat rekomendasi beli dengan target harga Rp11.300 per saham dari BRI Danareksa Sekuritas. Target itu mencerminkan proyeksi price to earnings ratio (PER) 23,4 kali dan price to book value (PBV) 4,7 kali pada 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini