Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) akan melaporkan kinerja keuangan pada Kamis (25/7/2024) pagi. Konsensus analis memprediksi laba bersih dan pendapatan BBRI akan mengalami peningkatan pada semester I/2024.
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus memperkirakan laba BBRI akan meningkat menjadi Rp30,21 triliun hingga Juni 2024. Estimasi konsensus analis itu tumbuh 2,69% dari realisasi laba bersih BBRI pada paruh pertama tahun lalu Rp29,56 triliun.
Sementara itu, pendapatan BBRI diperkirakan meningkat menjadi Rp103,27 triliun. Adapun, pada semester I/2023 BBRI tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp99,03 triliun.
Konsensus analis Bloomberg juga masih memandang positif prospek saham BBRI. Dari 35 analis yang memantau, 32 di antaranya merekomendasikan beli, dan sisanya memilih rekomendasi jual. Target harga rata-rata saham BBRI adalah Rp5.935.
Sebagaimana diketahui, pada penutupan perdagangan Selasa (24/7/2024), harga saham BBRI turun 0,21% ke level Rp4.780. Meski demikian, selama sepekan, harga saham BBRI naik 0,42%. Namun, harga saham BBRI harus memerah sejak awal tahun atau secara year to date (ytd) 16,51%.
CEO Jooara Rencana Keuangan Gembong Suwito mengatakan sejak Maret 2024, usai pembagian dividen, saham BBRI terus dijual oleh investor asing dari titik tertinggi Rp6.450 dan titik terendah di Rp4.090 alias turun 36% sebelum mampu rebound dan saat ini mencapai Rp4.780
“Secara prediksi BBRI masih akan tumbuh single digit di kisaran 6-9% baik secara Revenue ataupun EPS. Hal ini disebabkan tren naiknya rasio kredit bermasalah (NPL) dan efek segmen UMKM saat ini mengalami penurunan kinerja,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (24/7/2024).
Lebih lanjut, dia menyebut apabila laporan keuangan kuartal II/2024 di atas para ekspektasi analis, di mana mampu tumbuh lebih dari 10% maka ini bisa menjadi katalis positif bagi pergerakan BBRI ke level Rp5.00 hingga Rp5.100 dalam beberapa bulan ke depan.
Sebagaimana diketahui, BBRI telah membukukan laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada pemilik sebesar Rp15,88 triliun kuartal I/2024. Terdapat sejumlah penopang kinerja laba bank pada tiga bulan pertama tahun ini.
Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Harto mengatakan raupan laba bank pada kuartal I/2024 tetap tumbuh di tengah kondisi perekonomian global yang diselimuti ketidakpastian. Laba BRI itu tumbuh tipis 2,47% secara tahunan (year on year/yoy).
Menurutnya, faktor pendorong laba bank pada kuartal I/2024 di antaranya kinerja kredit yang mampu tumbuh signifikan. Tercatat nilai penyaluran kredit di BRI mencapai Rp1.308,65 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh 10,89% yoy.
"Semua segmen kredit tumbuh positif, baik mikro, konsumer, segmen kecil dan menengah, serta korporasi juga tumbuh," ujar Catur beberapa waktu lalu (25/4/2024).
Adapun, segmen kredit ke usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di BRI mendominasi penyaluran kredit secara keseluruhan dengan porsi 83,25%.
Raupan laba bank juga ditopang oleh pendapatan bunga bersih atau fee based income yang tumbuh 6,92% yoy. "Fee based income jadi faktor pendorong laba BRI. Fee based income ini tidak lepas dari kontribusi super app BRImo," kata Catur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel