Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat kinerja bisnis buy now pay later perseroan, yaitu Paylater BCA kian moncer, baik dari sisi pertumbuhan pengguna hingga total outstanding pada semester I/2024.
EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn melaporkan per Juni 2024, pengguna layanan Paylater BCA hampir mencapai 119.000 nasabah. Jumlah ini tumbuh 125% dibandingkan posisi tahun sebelumnya.
“[Sementara] secara outstanding telah mencapai Rp250 miliar per Juni 2024, tumbuh 111% dibandingkan posisi tahun sebelumnya,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (26/7/2024).
Sebagai informasi, Paylater BCA memiliki limit kredit hingga Rp20 juta dengan suku bunga cicilan kompetitif dari 0% per bulan untuk 1 dan 3 bulan; serta 1,25% per bulan untuk 6 dan 12 bulan berlaku hingga September 2024.
“Nasabah dapat memanfaatkan fitur ini sebagai alternatif untuk melakukan pembayaran dengan menggunakan QRIS minimal Rp100.000,” kata Hera.
Untuk menggunakan layanan Paylater BCA, nasabah perlu melakukan registrasi terlebih dahulu di aplikasi myBCA. Setelah itu, BCA akan melakukan penilaian dan nasabah yang memenuhi kriteria dapat memanfaatkan fasilitas ini.
Adapun, pada prinsipnya, Hera menyampaikan bahwa BCA senantiasa menyalurkan kredit, termasuk Paylater, secara pruden. Hal ini pun seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang positif pada 2024.
“Kami berharap transaksi menggunakan Paylater BCA akan terus meningkat sehingga berdampak pada pertumbuhan kredit konsumsi BCA,” tambahnya.
Sebagaimana diketahui, BCA dan entitas anak membukukan peningkatan total kredit sebesar 15,5% secara tahunan menjadi Rp850 triliun per Juni 2024. Pertumbuhan total kredit tersebut berada di atas rata-rata industri.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun UMKM.
“Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024. Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sekitar Rp50 triliun,” katanya dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Semester I/2024, Rabu (24/7/2024)
Kredit korporasi menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi per Juni 2024, naik 19,9% YoY mencapai Rp388,6 triliun. Kredit komersial tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp127,8 triliun, dan kredit UKM naik 12,7% YoY hingga menyentuh Rp114,4 triliun.
Sementara itu, portofolio kredit konsumer meningkat 13,6% YoY menjadi Rp210,2 triliun, didorong penyaluran KPR yang tumbuh 10,8% YoY mencapai Rp126,9 triliun serta pertumbuhan KKB sebesar 18,4% YoY menjadi Rp62,1 triliun. Kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) tercatat sebesar 20,2% YoY mencapai Rp17,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel