Kata Pakar soal Penyebab Asuransi Jiwa Syariah Catat Rugi 2 Bulan Beruntun

Bisnis.com,28 Jul 2024, 21:44 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Karyawan beraktivitas didepan logo-logo asuransi syariah di kantor Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan usaha asuransi jiwa syariah mengalami kerugian dua bulan berturut-turut pada April dan Mei 2024, setelah sebelumnya mencatat tren penurunan laba sejak Januari.

Pada Januari 2024, usaha asuransi jiwa syariah mencatatkan laba sebesar Rp141,70 miliar, yang kemudian turun menjadi Rp121,51 miliar di Februari dan hanya Rp93,33 miliar di Maret. Pada April, asuransi jiwa syariah mencatat kerugian sebesar -Rp99,25 miliar, diikuti dengan kerugian -Rp85,01 miliar pada Mei.

Pengamat Asuransi Abitani Taim mengidentifikasi empat faktor penyebab kerugian ini. Pertama, pertumbuhan pendapatan kontribusi asuransi syariah tidak sesuai target. Kedua, hasil investasi dana perusahaan tidak memenuhi harapan. Ketiga, klaim termasuk klaim penebusan polis yang cukup tinggi. "Yang keempat adalah beban operasional yang tinggi," kata Abitani kepada Bisnis, Minggu (28/7/2024).

Data OJK pada Mei 2024 mencatat kontribusi neto asuransi jiwa syariah sebesar Rp8,70 triliun, dengan pendapatan hasil investasi dan ujroh pengelolaan investasi sebesar Rp278,55 miliar. Di sisi lain, jumlah beban klaim neto pada Mei 2024 tercatat sebesar Rp7,09 triliun, dan beban usaha sebesar Rp1,74 triliun.

Sebagai solusi, Abitani menyarankan peningkatan literasi asuransi syariah yang tepat sasaran dengan melibatkan para pakar hukum syariah. Dari sisi industri, perlu dilakukan inovasi asuransi syariah yang khas dan berbeda dengan asuransi konvensional sehingga dapat meningkatkan bisnis lebih luar.

Berbeda dengan asuransi jiwa syariah yang mencatat kerugian, asuransi jiwa konvensional pada Mei 2024 mencatat laba komprehensif sebesar Rp374,69 miliar, pulih dari kerugian sebesar Rp646,34 miliar pada April. Secara tren, asuransi jiwa konvensional sejak Januari hingga Maret mencatat laba yang meningkat berturut-turut, masing-masing sebesar Rp275,43 miliar, Rp745,56 miliar, dan Rp1,54 triliun.

"Dengan literasi dan produk yang khas serta kesamaan mindset dari para pelaku industri dan regulator asuransi syariah, saya yakin perkembangan asuransi jiwa syariah akan membaik," kata Abitani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini