Lampaui Target, QRIS di Sumut Tembus 111,9 Juta Transaksi per Juni 2024

Bisnis.com,30 Jul 2024, 13:24 WIB
Penulis: Delfi Rismayeti
Pelanggan membayar minuman via transaksi digital menggunakan fitur QRIS di salah satu kedai kopi, Jakarta, Jumat (21/7/2023). Pada tahun ini, Bank Indonesia menargetkan 45 juta pengguna QRIS. JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, MEDAN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara (KPw BI Sumut) mencatat volume transaksi pembayaran digital dengan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) telah melampaui target, yakni 111,9 juta transaksi hingga Juni 2024.

KPw BI Sumut menargetkan 60,68 juta transaksi QRIS sepanjang 2024. Deputi Kepala Perwakilan BI Sumut Suharman Tabrani mengatakan, peningkatan transaksi menggunakan QRIS beriringan dengan penambahan jumlah pengguna baru (new user) dan pelaku usaha (merchant).

Suharman menuturkan hingga Juni 2024 telah ada 1,27 juta merchant yang menggunakan QRIS di Sumatra Utara. 

"Merchant [pengguna baru QRIS] ini bertambah sebanyak 200.226 dari Januari sampai Juni," kata Suharman di Medan, Senin (29/7/2024).

Lebih lanjut dia menyebutkan usaha mikro menjadi sektor pengguna QRIS terbanyak di Sumut yakni mencapai 58,6% atau sekitar 709.125 merchant. Medan menjadi lokasi mayoritas merchant pengguna QRIS.

Kendati volume transaksi QRIS telah melampaui target di semester I/2024, Suharman menyebut ada sedikit pelandaian dalam pertumbuhan pengguna baru.

"Untuk new usernya masih di kisaran angka 40-50%, baru 200 ribu-an. Target pengguna baru QRIS di tahun 2024 ini sebanyak 395.266 pengguna," tambahnya.

Suharman mengatakan pihaknya optimis mampu mencapai target penggunaan QRIS di Sumut tahun ini lewat serangkaian agenda besar yang diselenggarakan BI, seperti halnya dalam puncak Karya Kreatif Sumatra Utara (KKSU) kemarin yang menjadikan QRIS sebagai metode pembayarannya.

Dia menyebut memperbanyak experience (pengalaman) penggunaan QRIS akan mendorong orang beralihke sistem pembayaran digital ini.

Suharman mengatakan BI menjalin kerja sama dengan semua pihak termasuk perbankan untuk mensosialisasikan sistem pembayaran digital seperti QRIS untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Meski demikian, dia tak menampik ada sejumlah kecil isu yang membuat masyarakat ragu untuk beralih ke QRIS, seperti transaksi yang tak masuk ke saldo merchant, atau penerapan MDR (merchant discount rate) atau biaya layanan yang dikenakan kepada pengusaha pengguna QRIS.

Menurut Suharman, isu tersebut jumlahnya amat jauh tertinggal jika dibanding total transaksi yang dicatatkan. Dia menyebut masyarakat akan lebih banyak menerima manfaat dari penggunaan QRIS, mulai dari kemudahan layanan, keamanan, hingga omzet yang berpotensi meningkat bagi pelaku usaha.

"Itu yang perlu terus menerus BI lakukan, kerja sama dengan semua pihak termasuk perbankan untuk sosialisasi. Kami sangat optimis menuju ke sana semua [pembayaran digital]. Kita justru akan ketinggalan kalau tidak ikut sekarang," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini