Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC membukukan penyusutan rugi bersih menjadi Rp6,16 miliar pada semester I/2024. Rugi ini makin kecil dari periode yang sama tahun lalu yaitu Rp326,78 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, penyusutan kerugian Bank Neo Commerce didorong oleh peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 12,09% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1,55 triliun dari sebelumnya Rp1,38 triliun.
Pendapatan nonbunga (fee based income/FBI) juga naik sebesar 16,98% yoy dari Rp42,46 miliar pada Juni 2023 menjadi Rp51,15 miliar pada Juni 2024.
Pada periode ini, BBYB juga tercatat telah meyalurkan kredit sebesar Rp9,02 triliun tumbuh 1,6% apabila dibandingkan penyaluran kredit per 31 Mei 2024 sebesar Rp8,88 triliun.
Direktur Bisnis Bank Neo Commerce Aditya Windarwo menjelaskan BNC akan terus memacu penyaluran kredit, salah satunya dengan menggenjot direct loan melalui aplikasi neobank.
“Penyaluran tersebut dilakukan dengan selektif untuk menjaga kualitas kredit dengan risiko yang dapat terkelola dengan baik,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (31/7/2024)
Tercatat seiring dengan penyaluran kredit, posisi rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross berada di 3,88% dari 3,69%. Sementara NPL net per sebesar 1,28% dari 2,02%.
Likuiditas BNC juga terjaga baik, dengan jumlah dana pihak ketiga (DPK) mulai menanjak naik 6,01%, dari Rp13,87 triliun per 31 Desember 2023 menjadi Rp14,76 triliun di 30 Juni 2024. CASA ratio Bank Neo Commerce juga meningkat secara tahunan menjadi 29,73%.
“Ini didorong peningkatan tabungan sebesar 21,75% menjadi Rp3,91 triliun di semester I/2024,” kata Aditya.
Lebih lanjut, total aset pun meningkat 4,66% menjadi Rp19,06 triliun pada akhir Juni 2024 dibandingkan Rp18,17 triliun pada posisi akhir tahun 2023 lalu.
BBYB juga diketahui melakukan berbagai efisiensi dalam operasional perbankan. Aditya menjelaskan dengan meningkatnya use case yang dimiliki, BNC kini lebih matang dan semakin memiliki kesadaran dan manajemen risiko yang lebih baik.
Katanya, langkah-langkah efisiensi ini membuahkan hasil, terlihat dari rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang berada di kisaran 100,27% pada Juni 2024, turun signifikan 15,72% dari posisi Juni tahun sebelumnya yang sebesar 115,99%. Dirinya pun optimistis bahwa kinerja yang baik ini akan makin baik lagi di semester II/2024.
“Kami berupaya maksimal untuk dapat meraih hasil positif di akhir tahun ini. Kami percaya dengan dukungan dari nasabah, berbagai mitra strategi, regulator, dan pemegang saham, hal tersebut dapat dicapai dengan senantiasa melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam mengelola bank,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel