Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah dibuka turun ke posisi Rp16.262 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (1/8/2024). Sementara itu nilai tukar yen Jepang berdasarkan data Bloomberg berada pada level 149,32 yen per dolar AS pada pukul 09.48 WIB.
Sebagaimana diketahui, rupiah membuka perdagangan dengan turun 2 poin atau 0,01% ke posisi Rp16.262 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau melemah 0,08% ke level 103,777.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak naik terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,57%, dolar Singapura naik 0,01%, won Korea menguat 0,26%, peso Filipina menguat 0,14%.
Kemudian yuan China menguat 0,01%, ringgit Malaysia menguat 0,81%, dan baht Thailand menguat 0,17%. Sementara mata uang yang melemah hanya rupee India sebesar 0,01%.
Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah pada perdagangan Kamis (1/8/2024) rupiah akan fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.210 - Rp16.280 per dolar AS.
Ibrahim menjelaskan bank sentral secara luas diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil. Namun, fokus akan tertuju pada sinyal potensial pemangkasan suku bunga, menyusul beberapa pembacaan inflasi yang lemah dan komentar dovish dari pejabat Fed.
“Konsensus umum sebagian besar mendukung pemangkasan 25 basis poin pada bulan September,” kata Ibrahim dalam riset harian, Rabu (31/7/2024).
Ketegangan di Timur Tengah memanas menyusul laporan bahwa kepala Hamas Ismail Haniyeh telah dibunuh di Iran, menurut pernyataan dari kelompok militan Palestina Hamas dan laporan media pemerintah Iran pada hari Rabu.
Hal ini terjadi sehari setelah pemerintah Israel mengklaim telah menewaskan komandan senior Hizbullah dalam serangan udara di Beirut pada hari Selasa sebagai balasan atas serangan roket lintas batas pada Sabtu di Israel.
Ibrahim menjelaskan di Asia, data PMI menunjukkan sektor manufaktur China menyusut selama tiga bulan berturut-turut pada bulan Juli, sementara pertumbuhan non manufaktur melambat.
Data tersebut muncul setelah pertemuan Politbiro China yang menunjukkan pemerintah menjanjikan lebih banyak langkah stimulus, terutama yang ditujukan untuk meningkatkan sentimen konsumen.
Dari dalam negeri, lembaga pemeringkat S&P kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating atau peringkat utang Indonesia pada BBB, satu tingkat di atas investment grade, dengan outlook stabil pada 30 Juli 2024.
S&P meyakini bahwa prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap solid dengan ketahanan eksternal dan beban utang pemerintah yang terjaga, didukung kerangka kebijakan moneter dan fiskal yang kredibel.
S&P memproyeksikan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tiga sampai empat tahun ke depan akan tetap terjaga sekitar 5,0%. Proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut didorong permintaan domestik yang tetap kuat, serta belanja Pemerintah dan investasi swasta yang meningkat.
Kurs Jual Beli Dolar AS dan Yen di BCA Hari Ini
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) pada pukul 09.38 WIB menetapkan harga beli dolar AS sebesar Rp16.235 dan harga jual sebesar Rp16.255 berdasarkan e-rate. Lalu, berdasarkan bank notes, BCA pada pukul 08.08 WIB menetapkan harga beli sebesar Rp16.125 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp16.425 per dolar AS.
Nilai tukar yen Jepang terhadap rupiah di BCA untuk e-rate berada dalam rentang RpRp108,78 untuk beli dan Rp108,90 kurs jual. Sedangkan untuk TT Counter, BCA menetapkan nilai tukar Rp107,39 untuk beli dan Rp110,54 untuk jual.
Kurs Jual Beli Dolar AS dan Yen di BRI Hari Ini
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. menetapkan harga beli dan harga jual dolar AS pada pukul 09.36 WIB masing-masing sebesar Rp16.225 dan Rp16.250 untuk e-rate. Kemudian BRI menetapkan harga beli TT counter sebesar Rp16.195 per dolar AS dan harga jual sebesar Rp16.345 per dolar AS.
Sementara itu, BRI menetapkan harga beli yen sebesar Rp108,58 dan harga jual sebesar Rp109,11 berdasarkan e-rate. Kurs yen Jepang di BRI hari ini untuk TT Counter adalah Rp107,67 untuk beli dan Rp110,35 untuk kurs jual.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel