BNI Life Targetkan Kantongi Rp1,5 Triliun dari Hasil Investasi pada 2024

Bisnis.com,09 Agt 2024, 22:55 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Karyawan melayani nasabah dikantor cabang PT BNI Life Insurance di Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA-- PT BNI Life Insurance atau BNI Life menargetkan hasil investasi sebesar Rp1,5 triliun pada 2024. Target tersebut dipatok saat terjadi tren penurunan hasil investasi asuransi jiwa dalam paruh pertama 2024.

Plt Direktur Utama BNI Life, Neny Asriany mengatakan untuk mengoptimalkan hasil investasi, pihaknya secara aktif melakukan trading dan realized gain saat adanya momentum pemangkasan suku bunga.

"Target hasil investasi BNI Life tahun 2024 sebesar Rp1,5 triliun," kata Neny kepada Bisnis, Jumat (9/8/2024).

Adapun pada 2023, secara konsolidasi BNI Life mencatatkan penerimaan dari hasil investasi sebesar Rp1,44 triliiun, turun 31,87% atau Rp675,33 miliar dari Rp2,11 triliun pada 2022.

Neny mengatakan untuk mengejar terget tersebut tantangannya adalah adanya tensi geopolitik global yang memanas serta ketidakpastian ekonomi global.

"Namun kami melihat ditengah ketidakpastian ekonomi global tersebut, Indonesia dapat menjadi  pilihan investasi yang dipertimbangkan diantara negara berkembang," kata dia.

Adapun, hasil investasi BNI Life unit konvensional per Juni 2024 tercatat sebesar Rp533,28 miliar. Capaian pada kuartal II/2024 tersebut membaik dari capaian di kuartal I di mana BNI Life mencatatkan hasil investasi Rp360,98 miliar.

Namun, secara year-on-year (YoY) hasil investasi BNI Life per Juni 2024 turun 36% dari Rp841,99 miliar pada periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Ogi Prastomiyono mengungkap tren penurunan hasil investasi asuransi jiwa pada paruh pertama 2024 ini. 

"Hasil investasi perusahaan asuransi jiwa mengalami penurunan yang cukup signifikan, yakni sebesar 29,99% YoY menjadi Rp11,46 triliun pada Juni 2024" kata Ogi.

Dia menjelaskan, penurunan hasil investasi terbesar terjadi pada lini usaha PAYDI, khususnya hasil investasi dari instrumen saham dan reksadana.

OJK mencatat, asuransi jiwa memiliki penempatan yang cukup signifikan pada instrumen saham dan reksadana, masing-masing sebesar 26% dan 14% dari total investasi.

Faktor lain yang membuat penurunan hasil investasi asuransi jiwa di semester I/2024 adalah dampak dari pengaruh kondisi pertumbuhan ekonomi terutama saat arus investasi di pasar modal tertekan. 

"Hal ini berdampak terhadap kinerja sektor pasar modal di mana pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang turun hingga 6% lebih dari awal tahun," kata Ogi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Thomas Mola
Terkini