Intip Strategi BNI Life saat PDB Asuransi dan Dapen Mengalami Kontraksi

Bisnis.com,14 Agt 2024, 16:21 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Karyawan melayani nasabah dikantor cabang PT BNI Life Insurance di Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- PT BNI Life Insurance atau BNI Life membeberkan strategi yang dilakukan industri asuransi ketika Produk Domestik Bruto (PDB) sektor asuransi dan dana pensiun (dapen) mengalami kontraksi sebesar 2,98% year-on-year (yoy) pada kuartal II/2024.

PDB kuartal II/2024 terkoreksi dari Rp25,65 triliun menjadi Rp24,88 triliun. Kontraksi pada periode ini lebih besar dibanding kontraksi yang terjadi pada kuartal II/2021 dan kuartal II/2022 yang masing-masing 0,09% dan 1,70%.

Plt Direktur Utama BNI Life Neny Asriany mengatakan di tengah situasi tersebut industri asuransi harus terus melakukan inovasi berkelanjutan baik dalam produk dan layanan mereka. "Serta terus meningkatkan kualitas dan ketrampilan tenaga pemasar untuk dapat memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah," kata Neny kepada Bisnis, Rabu (14/8/2024).

Meski PDB asuransi dan dapen pada Juni 2024 ini terkoreksi cukup dalam, Neny melihat industri asuransi masih bertumbuh. Hal itu terlihat dari akumulasi pendapatan premi asuransi komersial per Juni 2024 naik 8,46% yoy menjadi Rp165,18 triliun.

"Premi asuransi jiwa tumbuh sebesar 2,29% yoy dengan nilai sebesar Rp87,99 triliun, dan premi asuransi umum dan reasuransi tumbuh 16,46% yoy dengan nilai sebesar Rp77,20 triliun," jelasnya.

Kontraksi PDB pada Juni 2024 ini seiring dengan penurunan hasil investasi asuransi jiwa.  Tahun ini, BNI Life menargetkan hasil investasi sebesar Rp1,5 triliun. 

Adapun hasil investasi BNI Life unit konvensional per Juni 2024 tercatat sebesar Rp533,28 miliar. Capaian di kuartal II tersebut membaik dari capaian di kuartal I di mana BNI Life mencatatkan hasil investasi Rp360,98 miliar.

Neny mengatakan untuk mengejar terget tersebut tantangannya adalah adanya tensi geopolitik global yang memanas serta ketidakpastian ekonomi global.

"Namun kami melihat ditengah ketidakpastian ekonomi global tersebut, Indonesia dapat menjadi pilihan investasi yang dipertimbangkan diantara negara berkembang," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini