Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Jago Tbk. (ARTO) memberi update terbaru soal perkembangan fitur pinjaman langsung (direct loan) melalui aplikasi sendiri. Perlu diketahui, wacana direct loan milik Bank Jago sendiri telah bergulir sejak 2021.
Adapun, sejauh ini perseroan memang masih terus mengandalkan skema partnership atau channeling dengan beragam mitra dalam mendongkrak kinerja kredit.
Head of Sustainability & Digital Lending Bank Jago Andy Djiwandono mengatakan saat ini Bank Jago sedang berada dalam tahap piloting atau uji coba.
Selama tahap ini, mereka menguji fitur tersebut dalam skala terbatas. Sayangnya, dia belum mau menyebut kapan direct loan bakal diluncurkan resmi secara publik.
“Kita sudah mulai pilot dari akhir tahun lalu sih. Sekarang kita masih di tahap pilot, kita nunggu persetujuan [regulator]. Kalau persetujuannya sudah keluar, baru mungkin kita bisa luncurkan [direct loan],” ujarnya dalam Forum Jurnalis Jagoan, Rabu (14/8/2024).
Menurutnya, kehadiran direct loan juga merupakan salah satu upaya perseroan untuk mendiversifikasi portofolio produk kredit untuk memenuhi berbagai kebutuhan nasabah. Bahkan, dengan fitur ini Bank Jago dapat memiliki lebih banyak kontrol atas pengalaman pengguna dan inovasi produk.
“Karena kalau kita menawarkan kredit melalui partner itu kan pasti tergantung sekali dengan masing-masing mitra itu ya. Mereka menawarkan ke siapa, cara seperti apa,” katanya.
Andy juga memastikan bahwa fitur pinjaman langsung ini tidak akan menjadi kanibal bagi sederet mitra yang telah digandeng.
Justru, ke depan, setelah berhasil menawarkan fitur ini secara mandiri kepada nasabah Jago, maka tak menutup kemungkinan perseroan bakal menawarkan fitur ini dengan dengan mengintegrasikannya ke dalam mitra mereka, baik mitra channeling maupun funding.
“Kita membuat produk yang bisa membantu partner kita, supaya misal ada partner kita yang punya keterbatasan karena basisnya beda, lokasi beda, ini akan kita bantu agar partner kita makin lengkap.” katanya.
Sebagaimana diketahui, Bank Jago juga telah mengajukan sebuah konsep inovasi produk pembiayaan yang bertanggung jawab (responsible lending) dalam program SDG Innovation Accelerator for Young Professionals (SDGI) 2024.
Konsep ini sendiri juga merujuk pada komitmen untuk memajukan kesehatan keuangan yang direkomendasikan oleh Principles of Responsible Banking (PRB) dari PBB.
Judul konsep inovasi produknya adalah “Peningkatan Kesehatan Keuangan Masyarakat Menengah Bawah Melalui Pinjaman Bertanggung Jawab dan Tidak Merugikan”.
Andy menjelaskan ide awal merancang konsep pembiayaan bertanggung jawab muncul dari kepedulian Bank Jago terhadap isu-isu SDGs, terutama cara meningkatkan kesehatan finansial masyarakat dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Konsep responsible lending ini sejalan dengan aspirasi Bank Jago untuk meningkatkan kesempatan tumbuh berjuta orang melalui solusi keuangan digital yang berfokus pada kehidupan,” jelasnya.
Dalam merancang konsep responsible lending Bank Jago berpedoman pada kerangka kerja kesehatan finansial yang dibuat PBB sehingga konsep produk ini bisa mendorong nasabah untuk peduli terhadap kesehatan keuangannya.
Andy mengungkapkan sebagai bank berbasis teknologi dengan komitmen inovasinya, Bank Jago ingin menciptakan inovasi produk pembiayaan yang cepat, terjangkau, dapat dipersonalisasi, transparan sejak awal, serta dilengkapi dengan kiat-kiat kesehatan finansial.
“Transparan yang kami maksud adalah semua informasi mengenai hak dan kewajiban nasabah sudah clear di depan dan tidak ada biaya yang disembunyikan. Dengan demikian, calon nasabah dapat mengambil keputusan dengan bijak sebelum benar-benar mengambil pinjaman,” tutur Andy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel