Bisnis.com, JAKARTA -- PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (Tugu Insurance) meningkatkan seleksi underwriting dalam memilih kredit yang dijamin. Langkah ini seiring melonjaknya klaim asuransi kredit yang sebagian besar dipicu oleh lonjakan kredit macet di perbankan.
Sebagai konteks, pembayaran klaim asuransi komersial pada Juni 2024 mencatatkan kenaikan sebesar Rp2,42 triliun atau 2,27% year-on-year (yoy), mencapai total Rp108,90 triliun. Di antara berbagai lini usaha, klaim asuransi kredit mencatatkan peningkatan terbesar, melonjak 29,75% menjadi Rp2,09 triliun.
Sementara itu, data menunjukkan bahwa hingga Juni 2024, rasio kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) gross perbankan berada di angka 2,26%. Khusus untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), NPL gross tercatat mencapai 4,04%, mendekati ambang batas 5% yang telah ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Teknik Tugu Insurance, Sudarlin, menjelaskan bahwa perusahaan mengambil langkah strategis dalam menekan angka klaim asuransi kredit melalui pengambilan risiko yang tepat. "Selain itu, kami juga cukup selektif dalam memilih jenis kredit yang dapat diasuransikan. Tugu Insurance lebih mengutamakan kerja sama bisnis yang fokus pada asuransi kredit produktif dibandingkan dengan asuransi kredit yang bersifat konsumtif," ungkap Sudarlin kepada Bisnis pada Kamis (15/8/2024).
Sudarlin juga menambahkan bahwa Tugu Insurance mengandalkan model bisnis inward overseas untuk menggarap segmen asuransi kredit. Pendekatan ini berhasil membuat perusahaan menekan beban underwriting menjadi relatif kecil.
Total beban underwriting asuransi kredit Tugu Insurance pada periode Juli 2024 tercatat sebesar Rp1,2 miliar, atau hanya 0,4% dari keseluruhan total beban underwriting perusahaan. "Total beban underwriting asuransi kredit ini masih terkendali dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan," tutup Sudarlin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel