Bisnis.com, JAKARTA — Meski paruh kedua tahun ini belum berlalu sepenuhnya, akan tetapi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) sudah berkomitmen untuk memberikan dividen secara optimal pada 2025.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan terkait penentuan dividen, pihaknya akan terus mempertimbangkan kondisi permodalan yang ada. Dia juga menyampaikan perseroan berpotensi mempertahankan rasio pembagian dividen 50% dari laba bersih kepada para investor.
“Dividen belum [diputuskan], tapi enggak akan turunlah dari tahun lalu. Kurang lebih kan kita mesti lihat kondisi capital. Kalau tahun lalu 50% [dari total laba bersih], ya tetap kita jaga 50% seperti tahun lalu,” ujarnya usai agenda Indonesia Women in Finance Conference, Kamis (15/8/2024)
Sebagaimana diketahui, BNI sendiri telah membagikan dividen sebesar Rp10,45 triliun kepada pemegang sahamnya. Adapun, pembayaran dividen sudah dilaksanakan pada awal bulan lalu atau April 2024.
Saat itu, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BNI pada Senin (4/3/2024), BNI telah memutuskan untuk menebar 50% dari total laba bersih tahun buku 2023.
"RUPST telah menyetujui pembagian dividen 50% dari laba bersih tahun buku 2023 atau Rp10,45 triliun," ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers RUPST BNI pada Senin (4/3/2024).
Selain untuk dividen, 50% dari laba lainnya dimanfaatkan BNI untuk saldo laba ditahan sebagai pengembangan usaha berkelanjutan.
Adapun, dengan jumlah saham beredar mencapai 37,29 miliar lembar, maka nilai dividen per saham BNI sebesar Rp280,49 per saham.
Nilai dividen BNI saat itu naik dibandingkan tahun lalu, di mana BNI menebar Rp7,3 atau 40% dari total laba bersih tahun buku 2022.
"Kenaikan rasio dividen dilakukan seiring kinerja perusahaan yang membukukan kinerja positif," ujar Royke.
BNI memang secara konsolidasi telah mencatatkan laba bersih sepanjang 2023 mencapai Rp21,11 triliun, naik 14,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu Rp18,48 triliun sepanjang 2022.
Selain itu, Royke mengatakan BNI meningkatkan tebaran dividen seiring dengan kondisi permodalan yang kuat. Tercatat, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) pada level 22% per Desember 2023.
"Jadi BNI punya kapasitas membagi dividen yang lebih besar sambil memenuhi kebutuhan bisnis BNI Group," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel