UOB Indonesia Ungkap Tantangan dan Peluang UKM di Era Digital

Bisnis.com,16 Agt 2024, 19:55 WIB
Penulis: Media Digital
Foto: UOB Indonesia Ungkap Tantangan dan Peluang UKM di Era Digital

Bisnis.com, JAKARTA — Konektivitas regional dan peningkatan kemampuan digital menjadi kunci bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Hal ini terungkap dalam UOB Media Editors Circle bertema ‘Elevating Indonesia's SMEs Through Regional Connectivity and Digitalisation Capabilities’ yang diselenggarakan oleh UOB Indonesia pada Senin, 12 Agustus 2024.

Acara yang menghadirkan para pakar ekonomi, pelaku industri, dan perwakilan pemerintah ini dibuka oleh Head of Strategic Communications and Brand UOB Indonesia Maya Rizano dan menyoroti pentingnya ekspansi ke pasar ASEAN dan adopsi teknologi digital sebagai strategi utama untuk memperkuat daya saing UKM di tengah ketidakpastian ekonomi.

Sementara itu, Wholesale Banking Director UOB Indonesia Harapman Kasan mengenai pentingnya konektivitas dan digitalisasi untuk UKM. Konektivitas regional membuka peluang ekspansi pasar yang lebih luas, sementara digitalisasi meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing.

“Di era ekonomi digital dan integrasi regional yang semakin erat, UKM Indonesia perlu meningkatkan konektivitas dan mengadopsi teknologi digital untuk bertahan dan berkembang. UOB Indonesia berkomitmen untuk mendukung UKM dalam memperkuat kedua aspek ini, sehingga mereka dapat memanfaatkan peluang pertumbuhan di kawasan ASEAN dan beyond," katanya.

Dalam diskusi tersebut, Senior Economist UOB Enrico Tanuwidjaja mengatakan sektor ekspor seperti produk makanan, karet, dan furnitur memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Namun, menurutnya perlu fokus pada reformasi struktural di sektor-sektor yang masih bergantung pada impor, seperti farmasi dan mesin. Sementara itu, Head of Insights and Transformation UOB Jasmine Yeo memaparkan hasil survei terhadap lebih dari 4.000 pelaku bisnis di tujuh pasar ASEAN dan Greater China.

“Digitalisasi menjadi strategi utama perusahaan dalam menghadapi tantangan ekonomi saat ini. 62% bisnis yang telah menerapkan digitalisasi melaporkan peningkatan produktivitas, penguatan hubungan dengan pelanggan, dan peningkatan kinerja bisnis secara keseluruhan,” ujarnya.

Yeo menambahkan bahwa tiga dari lima perusahaan berencana meningkatkan anggaran untuk digitalisasi dalam setahun ke depan, dengan rencana pengeluaran sekitar 10-25% lebih banyak. "Indonesia dan China menjadi pasar yang paling agresif dalam alokasi anggaran digitalisasi," tambahnya.

Sementara itu, Mada Ayu Habsari, Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia, menekankan pentingnya peran perbankan dalam mendukung UKM. "Diperlukan pendampingan perbankan agar UKM menjadi lebih bankable. Selain itu, otomatisasi operasional bisnis perlu berjalan seamless sehingga pemilik usaha dapat fokus pada pengembangan bisnis," ujarnya. Habsari juga menyoroti potensi energi terbarukan bagi UKM, dengan investasi awal untuk PLTS atap sekitar Rp20 juta per kWp yang dapat mengoptimalkan konsumsi listrik di siang hari.

Merespons kebutuhan tersebut, Dewi Tuegeh, Head of Business Banking UOB Indonesia, memaparkan komitmen UOB dalam mendukung UKM. "Kami hadir di 41 kota di Indonesia dan terus berekspansi ke daerah-daerah potensial. UOB juga menyediakan berbagai solusi digital seperti UOB BizSmart dan UOB Infinity untuk membantu UKM mengoptimalkan operasional bisnis mereka," jelasnya.

Beberapa kesimpulan penting yang dihasilkan adalah langkah strategis yang perlu diambil untuk mendorong pertumbuhan UKM Indonesia. Para peserta sepakat bahwa UKM Indonesia perlu meningkatkan daya saing melalui digitalisasi dan efisiensi operasional. Hal ini menjadi krusial mengingat tingginya tekanan inflasi dan persaingan global yang semakin ketat. Selain itu, ekspansi ke pasar ASEAN dilihat sebagai peluang pertumbuhan yang signifikan bagi UKM Indonesia, mengingat besarnya potensi pasar dan kedekatan geografis.

Para pembicara juga menekankan pentingnya dukungan pembiayaan dan pendampingan dari sektor perbankan untuk mendorong pertumbuhan UKM. Dalam hal ini, peran lembaga keuangan seperti UOB Indonesia menjadi sangat vital. Sementara itu, pemerintah diharapkan untuk terus mendorong reformasi struktural ekonomi dan memperkuat ekosistem digital guna menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan UKM.
UOB Indonesia memiliki berbagai solusi komprehensif untuk mendukung pertumbuhan UKM. "Kami memahami tantangan yang dihadapi pelaku UKM dan berkomitmen untuk menjadi mitra pertumbuhan mereka," ujar Dewi Tuegeh.

Melalui konektivitas dan jaringan di kawasan ASEAN dan Tiongkok Raya, UOB membuka peluang bagi nasabah untuk melakukan ekspansi antar kawasan, serta menyediakan produk dan layanan yang dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan UKM, termasuk:

  1. UOB BizSmart: Solusi digital all-in-one yang membantu UKM mengelola operasional bisnis seperti akuntansi, penggajian, dan inventori secara efisien.
  2. UOB Infinity: Aplikasi perbankan digital yang memudahkan UKM melakukan transaksi bisnis, termasuk transfer dana, pembayaran gaji, dan manajemen kas.
  3. UOB FinLab: Program pelatihan dan workshop untuk meningkatkan kapabilitas digital dan manajerial pemilik UKM.

"Melalui rangkaian solusi ini, UOB Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan UKM, yang kami yakini sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. Kami siap menjadi mitra UKM dalam menghadapi tantangan dan meraih peluang di era digital ini," tutup Dewi Tuegeh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Media Digital
Terkini