PDB Asuransi dan Dapen Terkontraksi, Jasindo Optimistis Prospek Masih Cerah

Bisnis.com,18 Agt 2024, 10:25 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Karyawati melayani nasabah di kantor PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) di Jakarta, Senin (22/8/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan asuransi pelat merah PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo berharap masa depan industri asuransi tetap cerah meski Produk Domestik Bruto (PDB) sektor asuransi dan dana pensiun (dapen) mengalami kontraksi.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Juni 2024 nilai PDB atas dasar harga konstan di sektor lapangan usaha asuransi dan dana pensiun mengalami kontraksi 2,98% dari Rp25,65 triliun di Juni 2023 menjadi Rp24,88 triliun di Juni 2024.

Direktur Pengembagan Bisis Jasindo, Diwe Novara megatakan di sisi industri asuransi saat ini masih mencatatkan kinerja positif. Dia mencontohkan, aset industri asuransi per Juni naik 1,14% year-on-year (yoy) menjadi Rp1.126,26 triliun.

Dia menjelaskan, pertumbuhan aset industri asuransi ini ditopang dari pertumbuhan aset asuransi komersil, baik asuransi jiwa dan asuransi umum sebesar Rp907,39 triliun atau tumbuh 2,38% dengan pendapatan premi asuransi mencatat pertumbuhan 8,46% yoy.

Pertumbuhan pendapatan premi tersebut, lanjutnya, didukung oleh pertumbuhan premi asuransi jiwa sebesar 2,29% dan pertumbuhan premi asuransi umum dan reasuransi sebesar 16,46%.

"Kami berharap seluruh sektor industri asuransi dapat terus tumbuh dan berkembang menuju arah yang lebih baik," kata Diwe kepada Bisnis, dikutip Minggu (18/8/2024).

Dari segi daya beli masyarakat, Diwe juga melihat adanya indikasi positif. BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi 0,18% month-to-month (mtm) pada Juli 2024. "Deflasi terjadi karena naiknya pasokan, bukan turunnya permintaan," terang Diwe.

Diwe mengatakan, kekhawatiran terhadap deflasi yang terjadi terkait penurunan daya beli maka harus dicermati lebih lanjut karena deflasi belum tentu menurunkan daya beli masyarakat. Beberapa indikator yang menunjukkan daya beli masyarakat masih terjaga itu,  seperti indeks penjualan ritel yang tumbuh 1,14% yoy.

Kemudian, penjualan domestik sepeda motor naik 4,21%, serta Penerimaan Pajak Penghasilan (PPh 21) mencatat pertumbuhan 28,41% yoy.

Diwe melanjutkan, sebagai perusahaan milik negara, Jasindo terus bekerja dengan maksimal untuk melayani kebutuhan masyarakat baik individu maupun korporasi.

"Kami juga menjalankan strategi risk management partnership atau kemitraan manajemen risiko untuk memenangkan pasar asuransi umum. Perusahaan berfokus pada bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan, serta memberikan nilai tambah kepada nasabah melalui kemitraan manajemen risiko," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini