Bisnis.com, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Asosiasi Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), Syarif Yunus, menegaskan pentingnya para pekerja di Indonesia bergabung dalam program dana pensiun (dapen). Menurutnya, tingkat partisipasi dalam program ini masih sangat rendah, meskipun memiliki manfaat besar bagi masa depan pekerja, terutama saat memasuki usia pensiun.
Data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2024 menunjukkan bahwa dari 142 juta pekerja di Indonesia, hanya 3,96 juta pekerja yang terdaftar sebagai peserta DPLK. Angka ini menunjukkan bahwa penetrasi program dana pensiun di Indonesia masih sangat kecil, dengan sebagian besar pekerja, terutama di sektor informal, belum terfasilitasi dengan baik. Sekitar 60% pekerja di Indonesia termasuk dalam kategori pekerja informal yang belum memiliki penghasilan tetap per bulan.
"Para pekerja di sektor informal juga memiliki hak untuk mempersiapkan hari tua mereka. Jika tidak difasilitasi, mereka akan terus bekerja hanya untuk kebutuhan hari ini, padahal tenaga dan waktu mereka akan semakin terbatas seiring bertambahnya usia," ujar Syarif kepada Bisnis, Senin (19/8/2024).
Syarif menyoroti bahwa edukasi dan literasi mengenai pentingnya dana pensiun masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Padahal, menurutnya, berpartisipasi dalam program dana pensiun sebenarnya tidak memberikan beban finansial yang berat bagi pekerja.
Sebagai contoh, Syarif menyebutkan pekerja sektor informal seperti pengemudi mobil online yang memiliki penghasilan rata-rata Rp300.000 hingga Rp400.000 per hari. "Jika mereka menyisihkan Rp10.000 saja per hari untuk dana pensiun DPLK, maka dalam satu bulan mereka sudah dapat menyimpan Rp300.000. Tantangannya adalah siapa yang akan mengedukasi mereka untuk menyisihkan Rp10.000 setiap hari dan bagaimana cara yang mudah untuk mendaftar DPLK," jelasnya.
Saat ini, hanya sekitar 20% dari peserta program dana pensiun DPLK yang berasal dari pekerja informal. Dari jumlah tersebut, 70% mengikuti program karena difasilitasi oleh perusahaan mereka, sementara hanya 30% yang bergabung atas inisiatif pribadi.
"Ini adalah tantangan besar. Masa depan DPLK ada pada individu. Oleh karena itu, yang perlu dibangun adalah kesadaran individu akan pentingnya dana pensiun," pungkas Syarif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel