Bisnis.com, JAKARTA -- Perbankan di Indonesia terus memacu penyaluran Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) meski di tengah tren pelambatan kredit secara keseluruhan.
Berdasarkan data Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia pada Juni 2024, KKB tercatat tumbuh sebesar 8,3% secara tahunan, mencapai Rp137,6 triliun. Meski demikian, angka ini menunjukkan pertumbuhan lebih lambat dibandingkan pertumbuhan 9,5% yang tercatat pada Mei 2024.
Perlambatan pertumbuhan kredit telah terlihat sejak awal tahun 2024. Pada Januari, pertumbuhan kredit sempat mencapai 12,6%, kemudian naik tipis menjadi 12,7% pada Februari, namun kembali menurun pada bulan-bulan berikutnya, hingga hanya mencapai 9,5% pada Mei 2024.
Di tengah kondisi ini, sejumlah bank tetap agresif memacu penyaluran kredit di segmen KKB. PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN), misalnya, mencatat total volume penyaluran KPM Prima meningkat lebih dari 60% hingga Juni 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. KPM Prima adalah produk pembiayaan mobil dan motor, baik baru maupun bekas, yang dikelola oleh Adira Finance, anak perusahaan Danamon.
Ivan Jaya, Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon, menjelaskan bahwa meskipun pasar otomotif lesu dengan penurunan penjualan mobil ritel sebesar 14% menurut data Gaikindo, penjualan unit KPM Prima tetap tumbuh 90%. Menurut laporan Indonesia Market Color yang dirilis tim Ekonom Danamon pada Agustus 2024, penjualan kumulatif kendaraan roda empat pada paruh pertama 2024 mencapai 408.000 unit, turun 19,5% YoY dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Meskipun kondisi pasar saat ini relatif lebih lesu di mana, penjualan mobil ritel mengalami penurunan 14% [berdasarkan data Gaikindo], akan tetapi penjualan unit KPM Prima tetap tumbuh 90%,” kata Consumer Funding & Wealth Business Head Bank Danamon Ivan Jaya kepada Bisnis, Senin (19/8/2024).
Dia menambahkan, tantangan yang dihadapi industri otomotif antara lain adalah kondisi kredit yang ketat, ketidakstabilan global, dan perubahan perilaku konsumen yang cenderung lebih memilih menabung daripada membelanjakan uangnya. Akibatnya, konsumen lebih memilih mempertahankan kendaraan lama, yang mendorong peningkatan pembelian suku cadang dan minat pada kendaraan bekas. Data menunjukkan permintaan pembiayaan kendaraan bekas meningkat 25,8% YoY pada April 2024 dibandingkan kendaraan baru.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatat pertumbuhan KKB sebesar 18,4% YoY menjadi Rp62,1 triliun per Juni 2024. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menekankan pentingnya expo seperti BCA Expo 2024 dalam mendongkrak kinerja bisnis konsumer, terutama karena kredit konsumer sensitif terhadap penawaran bunga. Pada BCA Expo tersebut, BCA menawarkan bunga kredit kendaraan bermotor sebesar 2,45% flat per tahun untuk tenor 3 tahun, dan bunga kredit sepeda motor sebesar 5,67% flat per tahun.
Ekonom PT Bank Permata Tbk. (BNLI), Josua Pardede, memproyeksikan bahwa penjualan otomotif tahun ini akan melesu, dengan penjualan mobil diprediksi hanya mencapai 898.463 unit, turun 10,7% dari tahun 2023 yang mencapai satu juta unit. Namun, Josua optimistis kondisi akan membaik pada tahun mendatang.
Hal senada disampaikan oleh Senior Economist UOB, Enrico Tanuwidjaja, yang menilai penurunan di sektor otomotif hanya bersifat sementara dan kondisi akan mulai membaik tahun depan. Ia juga optimistis bahwa stabilitas rupiah yang diprediksi menguat hingga Rp15.500 per USD akan membantu importir menawarkan penjualan kendaraan bermotor dengan lebih kompetitif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel