Bisnis Kartu Kredit Moncer saat Utang Paylater Makin Membengkak

Bisnis.com,25 Agt 2024, 17:32 WIB
Penulis: Arlina Laras
Ilustrasi kartu kredit. / Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Bisnis kartu kredit di perbankan menunjukkan kinerja yang moncer dalam enam bulan pertama 2024 meski bersaing dengan layanan buy now pay later/BNPL alias paylater yang banyak dikembangkan oleh bank.

Mengacu statistik sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan (SPIP) Bank Indonesia (BI) per Juni 2024, nilai transaksi kartu kredit tumbuh 4,18% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp35,08 triliun dari periode yang sama tahun lalu yaitu Rp33,67 triliun. 

Sementara itu, volume transaksi kartu kredit juga naik 16,33% (YoY) menjadi 37,07 juta transaksi dari sebelumnya 31,87 juta transaksi. 

Adapun, jumlah kartu kredit yang beredar mencapai 18 juta unit per Juni 2024 naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu sebanyak 17,59 juta unit pada Juni 2023.

Hal ini seakan membuktikan bahwa bisnis kartu kredit masih terus bertumbuh di tengah gempuran ragam produk keuangan inovatif paylater.

Sikap optimistis ini pun disampaikan oleh Wakil Direktur Utama PT Bank Mega Tbk. (MEGA) Diza Larentie yang juga memproyeksikan kartu kredit tumbuh baik hingga akhir tahun. 

Dia juga menyebut kartu kredit kian bertumbuh seiring dengan bangkitnya tren perjalanan pascapandemi yaitu aktivitas travelling.

"Segmen yang paling tinggi itu yang berhubungan dengan travelling related, karena saat pandemi kan memberikan dampak yang besar. Setelah pandemi, justru [travelling] menjadi pendorong transaksi kartu kredit, terutama dari sisi volume, karena ticket size-nya jauh lebih besar,"  ujarnya, Minggu (25/8/2024). 

Selain itu, Diza merasa bahwa bisnis kartu kredit tidak akan tersaingi oleh paylater, mengingat keduanya memiliki segmen yang berbeda. Dia menilai suku bunga yang dipatok kartu kredit per tahunnya cukup murah dibanding paylater.

Dalam konteks Bank Mega, besaran suku bunga kartu kredit adalah 21% per tahun.

"Ya karena, kalau yang memang berhitung, tentunya akan prefer menggunakan kartu kredit dengan bunga yang jauh lebih murah dibanding paylater. Saat ini, kita belum [ada rencana] ke paylater. Risiko NPL terjaga 2%," ucap Diza. 

Perseroan pun menargetkan pengguna kartu kredit dapat tumbuh 10% hingga akhir 2024. Adapun, saat ini jumlah pengguna kartu kredit Bank Mega tembus 1,2 juta.

Dalam memacu jumlah transaksi dan jumlah pengguna, Bank Mega akan terus berinovasi lewat beragam cara pembayaran yang praktis.

Teranyar, pihaknya menggandeng Visa Worldwide Indonesia dalam merilis teknologi Tap to Pay yang dapat dilakukan melalui aplikasi mobile banking Bank Mega.

"Ya, jadi ini metode yang berbeda, kalau QRIS kan pakai scan, kalau ini tinggal tap HP ke mesin EDC saja," ujarnya.

Di sisi lain dari kelompok Himbara, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) juga mencatat per semester I/2024 pertumbuhan bisnis kartu kredit, khususnya outstanding mampu tumbuh sekitar 10% YoY, hal ini di tunjang dari pertumbuhan nilai transaksi kartu sekitar 6% YoY. 

General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI Grace Situmeang mengatakan beberapa strategi yang dilakukan untuk peningkatan nilai transaksi antara lain, fokus kepada transaksi dengan high ticket size, seperti travel related, serta penguatan partnership dengan merchant-merchant stategis di nasional dan regional. 

Dari sisi fitur, BNI terus melakukan optimalisasi dengan peningkatan transaksi installment, BNI reward point, maupun loan on phone.

"BNI kartu kredit melalui Wondr by BNI terus mengembangkan fitur dan kemudahan transaksi bagi nasabah, mulai dari pengajuan kartu kredit, transaksi, installment dan kemudahan-kemudahan lainnya," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (23/8/3024). 

Tak mau kalah, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga membukukan per Juni 2024, transaksi kartu kredit tumbuh sebesar 24% secara tahunan, dengan total dua juta kartu kredit yang beredar di masyarakat 

SVP Credit Cards Group mengatakan transaksi kartu kredit diproyeksikan akan optimis tetap tumbuh double digit dengan optimalisasi fitur digital di Beyond SuperApp Livin’ by Mandiri.

"[Ini dilakukan agar] nasabah bisa langsung apply kartu kredit serta kemudahan dalam melakukan transaksi online menggunakan virtual credit card, transaksi belanja menggunakan QRIS, pengambilan dana tunai atau transaksi di e-commerce," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (23/8/2024).

Perseroan juga terus mengupayakan pembayaran cepat, ini tecermin dari inovasi fitur Tap to Pay, sehingga memungkinkan nasabah melakukan pembayaran dengan cara tap atau mendekatkan handphone androidnya ke alat pembayaran seperti EDC. 

Ditambah lagi, kata Dia, dengan adanya fitur baru Mandiri Kartu Kredit di Livin yang memberikan pilihan baru pembayaran virtual account menggunakan kartu kredit, ini menjadi alternatif dalam hal sumber pembayaran nasabah. 

"Nasabah juga dapat menikmati promo-promo kartu kredit bank Mandiri di ratusan merchant nasional dan internasional yang beragam serta kemudahan pembayaran seperti cicilan dengan bunga 0% hingga 24 bulan hingga transaksi di merchant luar negeri dengan kurs yang kompetitif," paparnya.

Kartu Kredit Banyak Digunakan untuk Keperluan Rekreasi

Dari kelompok bank jumbo swasta seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mencatatkan per semester I/2024, jumlah kartu kredit BCA yang beredar sebanyak 4,55 juta. 

EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan pada periode yang sama, nilai transaksi kartu kredit tumbuh 15% YoY menjadi Rp58 triliun, ditopang pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat salah satunya di sektor pariwisata. 

"Sektor lain yang mendukung pertumbuhan transaksi kartu kredit adalah entertaintment serta F&B. Adapun saat ini, suku bunga kartu kredit BCA berada di level 1,75% untuk transaksi pembayaran dan penarikan tunai," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (23/8/2024). 

Menurutnya, BCA senantiasa berinovasi memberikan kemudahan dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi menggunakan kartu kredit BCA. Saat ini, nasabah bisa mengajukan aplikasi kartu kredit secara online. 

Pihaknya pun optimistis bisnis personal loan, termasuk kartu kredit di dalamnya, akan terus tumbuh ke depannya. 

"BCA secara konsisten memberikan nilai tambah kepada nasabah kartu kredit dengan menghadirkan beragam promo menarik di berbagai segmen," kata Hera.

Sebelumnya, Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja sempat menuturkan bahwa paylater tidak dimaksudkan untuk bersaing langsung dengan kartu kredit, melainkan justru menjadi produk pelengkap untuk memberikan solusi tambahan kepada segmen konsumen.

Dia menyampaikan bahwa paylater memang dirancang untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang sedang mengalami keterbatasan cashflow pada saat tertentu, namun belum memenuhi syarat untuk mendapatkan kartu kredit.  

"Jadi, memang ini bukan produk yang saling head on. Tapi, satu complementary yang melengkapi, di mana paylater melengkapi bagi teman-teman yang belum memiliki kartu kredit," ujarnya dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Semester I/2024, Rabu (24/7/2024). 

Selain itu, Jahja juga menyatakan bahwa pengguna kartu kredit yang sudah memiliki kartu tetapi belum mendapatkan tambahan plafon tambahan, dapat menggunakan paylater sebagai opsi alternatif tanpa harus menunggu penambahan plafon kartu kredit mereka. 

"[Misal] kebetulan kartu kreditnya sudah pol, tapi belum dapat penambahan plafon bisa juga menggunakan paylater," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini