Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN (BBTN) mengungkapkan rencana untuk membagikan dividen Tahun Buku 2024 pada 2025, dengan perkiraan dividend payout ratio berada di kisaran 20%-25% dari total laba.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan bahwa pemberian dividen pada masa mendatang akan didasarkan pertimbangan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) bank. Jika bank memerlukan lebih banyak modal untuk ekspansi kredit atau alasan lainnya, biasanya rata-rata dividen payout ratio pada level 20%.
“Tapi kalau kita lagi merasa bahwa kita perlu naikkan dividend payout dengan pertimbangan tertentu, kita akan naikkan sama pemerintah. Tapi most likely sih saya kasih guidance saja 20%-25% lah pasti. Sekitaran segitulah BTN,” ujarnya dalam Public Expose, Selasa (27/8/2024).
Selain itu, untuk bisa memberikan dividen yang lebih tinggi kepada pemegang saham, pihaknya terus berusaha menjaga laba agar tetap stabil meskipun biaya dana (cost of fund) meningkat signifikan dengan mendorong pertumbuhan fee based.
Nixon juga menyebutkan bahwa bank juga berhasil mendorong kenaikan kinerja syariah dengan serta terus mendorong memperbaiki kualitas kredit dengan target rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) di bawah 3% pada akhir tahun, yang diharapkan dapat menurunkan cost of credit.
Pada saat yang sama, Direktur Keuangan Bank BTN, Nofry Rony Poetra menambahkan bahwa untuk peningkatan profit selain fokus pada top line serta fee based, salah satu tambahannya adalah di sisi recovery dari beberapa kredit.
“Ini salah satu mesin yang cukup baik di tahun ini, pertumbuhannya bahkan khusus recovery lebih baik dibanding tahun sebelumnya,” ucapnya.
Dia menyebut pembagian dividen memang bakal disesuaikan dengan kebutuhan modal untuk mendukung pertumbuhan bisnis BTN.
Sebagaimana diketahui, BTN membagikan 20% laba untuk dividen pada 2024 atas kinerja tahun 2023. Dalam RUPS yang diselenggarakan (6/3/2024) pemegang saham menyetujui membagikan Rp700,19 miliar atau Rp49,89136 per saham yang akan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham.
Dengan besaran dividen ini, maka pemerintah menerima sekitar Rp420,11 miliar sebagai pemilik 60% saham BTN, sedangkan sisanya menjadi hak pemegang saham publik.
Tercatat, laba bersih sepanjang 2023 yang didapat diatribusikan kepada entitas induk Rp3,5 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya Rp3,66 triliun, dan total ekuitas Rp30,48 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel