BCA (BBCA) Prediksi The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps, Ini Alasannya

Bisnis.com,29 Agt 2024, 17:04 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Suasana acara BCA Expo pada 2022 di Indonesia Convention Exhibition atau ICE BSD, Hall 9, Tangerang, Banten. / Bisnis-Rika Anggraeni

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau BCA memprediksi bahwa Federal Reserve alias The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada September mendatang.

Direktur BCA Haryanto T. Budiman menyiratkan bahwa pernyataan Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell beberapa waktu lalu telah memperkuat ekspektasi bahwa suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) itu akan turun dalam rentang 25 hingga 50 bps.

"Penurunan bunga [The Fed] di Amerika Serikat September ini sepertinya memang akan terjadi. Ada yang menyampaikan akan turun 25 basis poin, ada yang mengatakan akan turun 50 basis poin. Kalau saya pribadi, sih, kemungkinan [turun] 25 basis poin," katanya kepada wartawan di Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024).

Dirinya menggarisbawahi bahwa The Fed tengah memperhitungkan dampak penurunan suku bunga tersebut. Pasalnya, menurut Haryanto, The Fed kini cenderung mengkhawatirkan pelemahan pasar tenaga kerja ketimbang inflasi yang disebut mulai terkendali.

Menurutnya, terdapat pelemahan pasar kerja pada lingkup negeri Paman Sam, yang salah satunya juga diperparah oleh kondisi lain seperti bencana alam.

"Jadi di Texas itu dia mengalami hurricane [siklon tropis]. Akibatnya, boleh dikatakan setengah bulan itu mereka enggak bisa kerja, karena listriknya enggak ada. Jadi ada sedikit kenaikan dari unemployment [pengangguran],” sambungnya.

Kendati demikian, sebagai lembaga independen, Haryanto meyakini The Fed akan mengambil keputusan berdasarkan kondisi yang ada. Apabila kondisi pasar kerja melemah, dia meyakini bahwa The Fed tak akan segan mengambil langkah agresif demi mengatasi masalah tenaga kerja.

Ketika ditanya perihal dampak keputusan The Fed terhadap kinerja BCA, dirinya menegaskan bahwa Bank Indonesia (BI) akan melakukan pendalaman terlebih dahulu, terutama mengenai suku bunga acuan. Hal tersebut juga akan dipengaruhi berbahai faktor seperti inflasi, nilai tukar, hingga daya beli masyarakat.

"Nanti akan diputuskan oleh BI. Kalau BI sudah mulai menurunkan [suku bunga acuan], dampaknya, transmisinya juga pasti akan masuk ke real sector," ujar Haryanto.

Sebagai informasi, The Fed masih menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25%—5,5% dan mengisyaratkan akan memangkas suku bunga pada September 2024. Sementara itu, BI juga menahan suku bunga acuan pada level 6,25%.

Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell dalam pidatonya di acara simposium tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming, Jumat (23/8/2024), mengatakan bahwa sudah waktunya bagi The Fed untuk untuk memangkas suku bunga acuannya.  

Pernyataan ini menegaskan ekspektasi bahwa pihaknya akan mulai menurunkan suku bunga dalam pertemuan bulan depan dan memperjelas niatnya untuk menahan pelemahan pasar tenaga kerja.

"Waktunya telah tiba bagi kebijakan untuk menyesuaikan diri. Arah perjalanan sudah jelas, dan waktu serta laju penurunan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko," jelas Powell seperti dikutip dari Bloomberg, Sabtu (24/8/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini