Bisnis.com, JAKARTA -- PT BNI Life Insurance berhasil menjaga rasio klaim kesehatan di bawah 100% meskipun industri asuransi jiwa sedang mengalami peningkatan rasio klaim kesehatan secara signifikan.
Menurut data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), pada semester I/2023, rasio klaim kesehatan asuransi jiwa terhadap pendapatan premi mencapai 103,7%. Tren ini berlanjut pada semester I/2024 dengan peningkatan rasio klaim menjadi 105,7%.
Plt Direktur Utama BNI Life Neny Asriany mengungkapkan perusahaan berhasil menjaga rasio klaim asuransi kesehatan sebesar 90% hingga semester I/2024. "Sampai dengan semester I/2024, rasio klaim asuransi kesehatan BNI Life sebesar 90%," kata Neny kepada Bisnis pada Senin (2/9/2024).
Neny menjelaskan bahwa lonjakan klaim kesehatan tidak hanya terjadi di BNI Life, tetapi hampir di seluruh perusahaan asuransi. Faktor utama yang menyebabkan peningkatan klaim ini adalah inflasi medis, termasuk biaya tes laboratorium, obat-obatan, dan perawatan kesehatan. Selain itu, perubahan iklim yang cenderung ekstrem juga turut berkontribusi terhadap peningkatan klaim kesehatan, karena gangguan kesehatan yang lebih sering terjadi.
"Tingginya klaim kesehatan ini telah menyebabkan kerugian bagi industri asuransi kesehatan. Akibatnya, beberapa perusahaan asuransi memutuskan untuk tidak lagi memasarkan produk asuransi kesehatan," tambah Neny.
Neny berharap bahwa regulator dan pemerintah dapat membuat kebijakan yang mengatur ekosistem layanan kesehatan, termasuk menjaga stabilitas biaya medis dan mengatasi kesenjangan pelayanan antar rumah sakit. Hal ini penting untuk membantu industri asuransi kesehatan bertahan di tengah tantangan yang dihadapinya.
Menurut catatan AAJI, pada semester I/2024, klaim kesehatan asuransi jiwa mencapai Rp11,83 triliun, sementara pendapatan premi hanya sebesar Rp11,19 triliun. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, klaim kesehatan mencapai Rp9,39 triliun, sedangkan pendapatan premi hanya Rp9,05 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel