Jelang Lengser, Wapres Ma'ruf Pamer Pangsa Pasar Keuangan Syariah Tembus 11%

Bisnis.com,11 Sep 2024, 16:10 WIB
Penulis: Dany Saputra
Wakil Presiden Maruf Amin di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Rabu (11/9/2024)/BPMI Setwapres.

Bisnis.com, SEMARANG — Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin menyebut pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia sudah tembus 11,04% sejak lima tahun belakangan. Menurutnya, hal itu merupakan salah indikator pertumbuhan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air. 

Maruf menyebut baik ekonomi dan keuangan syariah telah berkembang secara pesat dalam lima tahun terakhir. Pada sisi ekonomi riil, aktivitas usaha syariah disebut telah berkontribusi sebesar hampir 47% terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional per Desember 2023. 

"Bahkan, pangsa pasar keuangan syariah saat ini telah mencapai 11,04% terhadap total aset keuangan nasional," ujarnya saat menghadiri Seminar Nasional 'Membaca Ekonomi dan Keuangan Syariah pada Pemerintahan Baru Indonesia' di Universitas Diponegoro, Semarang, Rabu (11/9/2024). 

Adapun pada sektor dana sosial syariah, Ma'ruf melihat potensi besar wakaf uang yang telah terakumulasi sebesar Rp2,56 triliun. Kemudian akumulasi zakat, infak, sedekah, dan dana keagamaan sosial lainnya telah mencapai Rp32,3 triliun. 

Sementara itu, lanjutnya, ekonomi dan keuangan syariah di tingkat global juga menorehkan pencapaian yakni peringkat ketiga dalam Global Islamic Economy Indicator dan Islamic Finance Development Indicator pada 2023.

Wapres ke-13 itu menyebut berbagai indikator itu menunjukkan ekonomi dan keuangan syariah nasional terbukti mampu tumbuh dan mendukung ketahanan ekonomi nasional, di tengah ketidakpastian global. 

Meski demikian, Ma'ruf mengemukakan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam mewujudkan cita-cita besar menjadi pusat industri halal dunia. Dia menilai perlu upaya lebih untuk meningkatkan produktivitas domestik serta memenuhi kebutuhan pasar global. 

Menurutnya, Indonesia berpeluang besar untuk meningkatkan kontribusi ekspor produk halal sektor makanan, minuman, farmasi, kosmetik, dan fesyen ke berbagai negara, seperti ke negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

"Tantangan lainnya yang perlu diatasi adalah optimalisasi ekonomi dari kegiatan haji dan umrah oleh jemaah Indonesia. Meskipun kegiatan ini memiliki potensi ekonomi yang besar, kajian mendalam dan solusi implementatif masih diperlukan," kata Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) itu. 

Beberapa tantangan lain, kata Ma'ruf, yaitu untuk meningkatkan regulasi, infrastruktur, dan edukasi terkait ekonomi syariah. 

Ke depan, Ma'ruf menyebut pemerintah akan terus berupaya membangun fondasi ekonomi dan keuangan syariah. Hal itu dilakukan dengan penguatan kelembagaan, penyusunan regulasi pendukung, hingga pengintegrasian ke dalam rencana pembangunan nasional. 

Maruf menyebut hal itu tertuang dalam rencana pembangunan nasional presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming, atau Asta Cita.  

"Ekonomi syariah menjadi bagian penting dalam strategi memperkuat ketahanan ekonomi nasional dan menciptakan kemandirian bangsa, yang juga selaras dengan upaya pengembangan ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini