Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) buka suara saat rencana penjualan saham yang dimiliki ANZ Group Holdings Ltd. di Panin Bank kembali mencuat, di mana grup usaha asal Australia itu mempertimbangkan untuk melepas kepemilikan sahamnya di PT Bank Panin Tbk. (PNBN).
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan sejauh ini regulator belum menerima pengajuan secara resmi terkait divestasi ini.
“Belum, belum ada,” ujarnya saat ditemui di DPR, Selasa (10/9/2024).
Dian juga menambahkan bahwa kerja sama antara entitas asing dan perusahaan lokal di Indonesia, termasuk dalam sektor perbankan terus berjalan dengan baik. "Tapi sebetulnya kalau yang join-join asing dengan kita gitu ya, itu kuat kok,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dian menjelaskan bahwa beberapa perusahaan diketahui memiliki porsi pembiayaan yang seimbang, dengan proporsi 50:50 antara pembiayaan untuk segmen korporasi besar dan UMKM.
Melansir dari Bloomberg (12/9/2024), menurut sumber yang mengetahui hal ini, grup usaha asal Australia tersebut berupaya mengurangi kepemilikan di beberapa aset Asia yang telah dimilikinya cukup lama. Rencana penjualan saham ANZ di Panin Bank memang sudah mencuat dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan info dari sumber anonim, Bloomberg melaporkan bahwa ANZ telah bekerja sama dengan penasihat keuangan untuk membantu mendapatkan peminat awal terhadap kepemilikan 38,8% di Panin Bank.
“Calon pembeli potensial, dari Jepang dan Asia Tenggara, termasuk dari Malaysia,” kata informan yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut.
Narasumber itu pun menilai valuasi masih menjadi tantangan dalam kesepakatan dengan peminat. Adapun, CEO ANZ Shayne Elliott, sebelumnya tahun ini menyatakan bahwa dia berupaya untuk memperluas kehadiran perusahaan di India, China, dan Vietnam, sambil juga mencari cara untuk keluar dari posisinya di Panin Bank dan Bank of Tianjin Co.
Di sisi lain, Elliott sedang menghadapi tekanan akibat kesalahan trader dan penyelidikan regulator terkait divisi pasar perusahaan tersebut.
Sebagaimana diketahui, ANZ mulai berinvestasi di Panin Bank pada 1999 dan grup investasi itu kemudian meningkatkan kepemilikannya menjadi lebih dari 38% dalam satu dekade kemudian.
Lalu, kepemilikan sebesar 46% dikuasai oleh keluarga Gunawan dari Indonesia, yang menolak memberikan kursi dewan kepada investor baru, yang sebelumnya menghambat negosiasi ANZ dengan calon pembeli, seperti dilaporkan Bloomberg News pada 2015.
Saham Panin Bank telah naik 12% tahun ini, memberikan valuasi hampir Rp33 triliun (US$2,1 miliar) untuk bank tersebut.
Menurut laporan Bloomberg News, ANZ menjual 21,7% sahamnya di bank Malaysia AMMB Holdings Bhd. awal tahun ini. Upaya untuk menjual saham Panin Bank telah berlangsung selama lebih dari satu dekade—pada 2013, negosiasi dengan Mizuho Financial Group Inc. gagal setelah regulasi baru meningkatkan biaya memiliki investasi minoritas di luar negeri.
Bank Jepang lainnya, termasuk Mitsubishi UFJ Financial Group Inc. dan Sumitomo Mitsui Financial Group Inc., sebelumnya pernah mempertimbangkan untuk mengajukan penawaran atas Panin Bank, namun upaya tersebut terhenti karena masalah valuasi.
Berdasarkan data RTI Business pada perdagangan hari ini, Kamis (12/9/2024) harga saham PNBN naik 1,85% ke level Rp1.380. Adapun, dengan patokan harga ini, maka secara tahunan saham PNBN tercatat naik 2,99%.
Sementara, jika ditilik sejak awal tahun atau secara year to date (ytd), harga saham PNBN masih tercatat naik 14,05%. Bahkan, jika menilik pergerakan lima tahun terakhir, PNBN masih mencatatkan kenaikan 9,52%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel