Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah nasabah prioritas PT Bank Syariah Indonesia Tbk alias BSI (BRIS) tercatat melampaui 60.000 orang hingga Juni 2024 atau paruh pertama tahun ini.
SEVP Digital Banking BSI Saut Parulian Saragih mengatakan bahwa jumlah tersebut tumbuh sekitar 10% secara tahunan (year-on-year/YoY) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
“Untuk menjadi nasabah BSI Prioritas, nasabah harus memiliki fund under management [FUM] minimal Rp500 juta,” katanya dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (12/9/2024).
Selain pertumbuhan jumlah nasabah, dia menyebut bahwa tren pertumbuhan positif juga terjadi pada portofolio segmen tersebut, dalam hal ini besaran FUM BSI Prioritas.
Dia menjelaskan, kunci dari pertumbuhan segmen nasabah kelas atas itu terletak pada produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan, baik secara finansial, sosial, maupun spiritual.
Terdapat setidaknya empat aspek yang ditawarkan BSI dalam pengelolaan kekayaan nasabah prioritas. Aspek pertama yakni wealth accumulation memberikan pilihan bagi nasabah dalam peningkatan aset melalui produk investasi seperti reksa dana, sukuk, emas, dan deposito.
Saut melanjutkan, aspek kedua yaitu wealth protection memberikan perlindungan dan persiapan masa depan nasabah melalui asuransi jiwa, kesehatan, dan pendidikan. Ketiga ialah wealth distribution yang menyediakan layanan konsultasi waris sesuai hukum Islam.
“Terakhir, solusi wealth purification dengan memfasilitasi konsultasi dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf dengan laporan terintegrasi,” tandasnya.
Adapun, terkait kinerja, BSI membukukan kenaikan laba perseroan sebesar 20,28% YoY ke level Rp3,39 triliun pada semester I/2024. Pada periode yang sama tahun 2023, bank syariah terbesar di RI ini mencetak laba sebesar Rp2,82 triliun.
Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho menjelaskan bahwa segmen konsumer menjadi motor utama yang mendorong kinerja keuangan perseroan hingga saat ini, terutama karena kualitas dan imbal hasil (yield) yang dinilai bagus.
"Jadi kalau bicara segmen apa yang dominan mendorong laba, itu merupakan segmen gabungan antara memiliki yield bagus dan kualitas yang paling bagus. Sekarang memang segmen yang paling mendominasi adalah segmen konsumer," katanya dalam konferensi pers kinerja kuartal II/2024 BSI secara daring, Senin (2/9/2024).
Selain itu, BSI mencatatkan pendapatan setelah distribusi bagi hasil tumbuh 2,83% menjadi Rp8,78 triliun, dari sebelumnya Rp8,54 triliun pada Juni 2023. Pendapatan dari penyaluran dana tumbuh 11,7% (YoY) ke angka Rp12,64 triliun, lebih banyak dibanding periode sebelumnya dengan Rp11,32 triliun.
Laba BSI juga terdorong dari pendapatan berbasis komisi (fee based income) yang tumbuh 20,15% (YoY) menjadi Rp961,15 miliar, usai mencatatkan angka Rp799,99 miliar pada periode sebelumnya. Pendapatan lainnya pun naik 21,76% (YoY), dari Rp504,87 miliar menjadi Rp614,75 pada Juni 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel