Bisnis.com, JAKARTA— PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) (BPUI) atau Indonesia Financial Group (IFG) mengklaim telah menjadi holding asuransi umum terbesar di Indonesia.
Diketahui, IFG telah membawahi beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang asuransi umum antara lain PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Kerugiaan Jasa Raharja (Jasa Raharja), dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).
Direktur Utama IFG Hexana Tri Sasongko mengatakan sampai akhir 2023, IFG telah mengantongi premi bruto sebanyak Rp11,9 triliun, yang mana menempati posisi pertama di antara pesaingnya di industri asuransi umum.
“IFG sudah menjadi asuransi umum terbesar di Indonesia dengan pendapatan premi bruto atau GWP mencapai Rp11,9 triliun melebihi dari kompetitor lainnya seperti Sinar Mas (Rp11,8 triliun), Astra Buana (Rp6,8 triliun), Askrida (Rp5,5 triliun) dan Tugu Pratama (Rp5,0 triliun),” tutur Hexana dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dengan BPUI di DPR, Selasa (17/9/2024).
Di industri asuransi jiwa, Hexana mengklaim bahwa IFG melalui PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) memperoleh Annualized Premium Equivalent (APE) dua kali lipat dibandingkan kompetitor mencapai Rp3,37 triliun pada 2023.
Hexana yakin keberadaan IFG Life akan mampu menjadi asuransi jiwa terbesar di Indonesia. Dia menambahkan bahwa IFG Life juga mampu mengemban tugas pengalihan polis dari PT Asuransi Jiwasraya yang telah direstrukturisasi.
“IFG Life akan mampu menjalankan penugasan yang diberikan sebagai penanggung jawab baru dari polis-polis asuransi Jiwasraya yang telah direstrukturisasi, sehingga lebih dari 2,5 juta polis yang dipindahkan ke IFG Life akan memperoleh manfaat normal ditangani asuransi yang sehat,” katanya.
Tidak hanya bidang asuransi, Hexana mengklaim IFG melalui PT Bahana TCW Investment Management juga menjadi pengelola reksadana terbesar di Indonesia dengan catatan Asset Under Management (AUM) lebih dari Rp48,22 triliun. Hexana mengklik catatan tersebut melebihi dari investment manajemen lainnya yang ada di Indonesia.
Hexana menambahkan total aset IFG juga menjadi yang terbesar untuk jasa keuangan non bank yaitu Rp134,8 triliun sampai akhir 2023.
“Jadi bapak pimpinan inilah potret kami di Industri, IFG menjadi pemain utama di asuransi, penjaminan, bahkan di aktivitas investasi dan pengelolaan investasi keuangan,” katanya.
Hexana juga menyampaikan kinerja bottom line perusahaan pasca menjadi holding. Dia mengungkap bahwa pendapatan underwriting, hasil underwriting, hingga laba bisa mencatatkan pertumbuhan.
Adapun pada periode 2019–2023, CAGR untuk pendapatan underwriting tumbuh 11,5% per tahun. SSementara hasil underwritin CAGR tumbuh 13,04% per tahun, dan laba CAGR 4,19% per tahun. Namun dia mengakui bahwa laba ada penurunan pada 2023 dibandingkan 2022 mencapai Rp2,6 triliun dari Rp3,91 triliun.
“Penurunan ini karena adanya penurunan hasil underwriting pada 2023 yakni Rp6,3 triliun dari sebelumnya Rp7,4 triliun,” kata Hexana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel