Begini Kondisi Perbankan RI saat Terjadi Deflasi 4 Bulan Beruntun

Bisnis.com,17 Sep 2024, 06:53 WIB
Penulis: Arlina Laras
Ilustrasi bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkap meski Indonesia mengalami deflasi selama empat bulan terakhir yakni sejak Mei 2024 imbas penurunan harga makanan, minuman, dan tembakau, tetapi kinerja perbankan Tanah Air tetap kuat.

Adapun, Badan Pusat Statistik mencatat deflasi dalam empat bulan terakhir yaitu pada Mei (0,03%), Juni (0,08%), Juli (0,18%), dan Agustus (0,03%).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan saat ini kredit perbankan masih tumbuh tinggi mencapai 12,4% secara tahunan menjadi Rp7.515 triliun per Juli 2024 dengan tingkat profitabilitas yang terjaga dan level permodalan yang kuat. 

Tercatat, tingkat profitabilitas bank (ROA) terjaga stabil pada level 2,69%, di mana pada Juni 2024 lalu sebesar 2,66%, Dian menyebut hal ini menunjukkan kinerja industri perbankan tetap resilien dan kuat. 

Selain itu, ketahanan perbankan yang juga tetap kuat tecermin dari permodalan (capital adequacy ratio/CAR) yang berada pada level tinggi dan meningkat yaitu sebesar 26,61% dari Juni yang mencapai 26,09% dan menjadi bantalan mitigasi risiko yang solid di tengah kondisi ketidakpastian global. 

“Perbankan juga selalu mewaspadai adanya faktor lain yang mengakibatkan terjadinya deflasi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/9/2024).

Dia pun berharap bahwa dampak dari deflasi tidak akan terlalu signifikan terhadap aktivitas ekonomi dan kinerja perusahaan. 

Ke depannya seiring dengan penurunan suku bunga global, Dian juga mengharapkan aktivitas ekonomi global dapat meningkat dan berdampak pada pergerakan roda perekonomian yang lebih baik.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar pun mengatakan di tengah kondisi perlambatan ekonomi global, ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh 5,05% YoY pada kuartal II/2024. Sementara, meskipun ada deflasi, tetapi inflasi inti tetap naik 1,91% secara tahunan. 

Mahendra menilai, hal tersebut masih menunjukkan permintaan tetap ada peningkatan serta pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menjadi kabar yang baik. 

"Khusus sektor jasa keuangan, kredit bank secara menyeluruh masih tumbuh 12,4% YoY dan pembiayaan perusahaan pembiayaan 10,53% YoY pada Juli 2024 secara YoY. Pertumbuhan dan kinerja jasa keuangan tetap terjaga baik," ujarnya dalam Konferensi Pers Hasil RDK OJK Agustus 2024, Jumat (6/9/2024).

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi domestik diiringi oleh jasa keuangan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terjadinya deflasi dan penurunan kelas menengah tidak memperlihatkan dampak signifikan terhadap industri jasa keuangan. 

"Kita berharap tentunya tidak terjadi dampak signifikan dan kita berharap kinerja di sektor jasa keuangan dan ekonomi secara umum terjaga dengan baik," lanjutnya. 

Lebih jauh, OJK terus melakukan berbagai langkah antisipasi potensi adanya dampak negatif terhadap industri jasa keuangan, antara lain bekerja sama dengan pemerintah maupun KSSK untuk menjaga stabilitas sektor keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini