Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis point (bps) menjadi 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17—18 September 2024. Penurunan BI Rate diproyeksikan kembali terjadi pada Oktober 2024 alias bulan depan.
Ekonom Indo Premier Sekuritas Luthfi Ridho menjelaskan, pihaknya memproyeksikan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Fed akan menurunkan suku bunga acuannya pada bulan ini dan bulan depan. Oleh sebab itu, dia meyakini BI akan mengambil keputusan serupa.
"Kami pikir penurunan suku bunga sebesar 25 bps lagi akan terjadi bulan depan, sejalan dengan sudut pandang The Fed," ujar Luthfi dalam keterangannya, Rabu (18/9/2024).
Untuk sementara, sambungnya, Indo Premier Sekuritas memperkirakan total penurunan suku bunga acuan oleh BI sebanyak 50 bps hingga akhir tahun ini.
Lebih lanjut, Luthfi menyambut positif keputusan BI pangkas suku bunga acuan karena akan semakin memperkuat perekonomian ke depan. Dia menjelaskan, sistem perbankan domestik tetap tangguh yang tercermin dari rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga di angka 25,4% di Agustus 2024.
Tidak hanya itu, capital adequacy ratio (CAR) alias rasio kecukupan modal tercatat sebesar 26,6% pada Juli 2024, dengan non-performing loan alias penjamin bermasalah pada 2,3% bruto/0,8% neto. Lebih jauh, pinjaman swasta turun tipis menjadi +11,4% secara tahunan pada Agustus 2024, dengan target 10%—12% yoy pada tahun fiskal 2024).
"Kami melihat penurunan suku bunga berdampak positif bagi pertumbuhan aktivitas ekonomi dan pemulihan daya beli rumah tangga," ujar Luthfi.
Sebelumnya, pengumuman penurunan suku bunga acuan disampaikan langsung oleh Gubernur BI Perry Warjiyo usai pihaknya melakukan RDG pada 17—18 September 2028.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 17 dan 18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%," ujar Perry dalam konferensi pers hasil RDG BI, Rabu (18/9/2024).
Adapun, dalam pengumuman suku bunga BI hari ini, bank sentral juga menurunkan suku bunga Deposit Facility menjadi 5,25% dan suku bunga Lending Facility juga turun sebesar 25 basis poin menjadi 6,75%.
Perry mengatakan keputusan ini konsisten dengan tetap rendahnya perkiraan inflasi pada 2024 dan 2025 yakni tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1%, juga mendorong stabilisasi nilai tukar rupiah.
BI juga terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan sesuai dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, nilai tukar rupiah yang tetap stabil dan cenderung menguat, serta pertumbuhan ekonomi yang terus didorong agar lebih tinggi.
Kebijakan itu menjadi penurunan BI Rate pertama sejak Februari 2021.
Secara historis, suku bunga BI sempat bertahan di level 3,5% sejak Februari 2021 sampai Juli 2022. Kenaikan mulai terjadi pada Agustus 2022 hingga Agustus 2024 bertengger di 6,25%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel