Wamen Tiko: Ada Ruang Revisi Naik Target Kredit Bank BUMN saat Bunga Acuan Melonggar

Bisnis.com,18 Sep 2024, 21:09 WIB
Penulis: Arlina Laras
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo memberikan paparan saat BUMN Forum 2024 di Jakarta, Selasa (30/4/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyinggung bakal merevisi naik pertumbuhan kredit di industri perbankan seiring dengan sinyal penurunan suku bunga The Fed yang diperkirakan akan terjadi pada September ini. 

Pasalnya, suku bunga bank sentral Amerika Serikat telah dijadikan sebagai acuan suku bunga global yang lazimnya bergerak searah.

“Kalau suku bunga akan turun beberapa basis poin [bps] selama beberapa bulan ini, ya moga-moga bank ke depan likuiditas akan lebih longgar, dan dari sisi pertumbuhan kredit bisa kita pertimbangkan untuk revisi naik,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (18/9/2024). 

Sejauh ini Bank Indonesia (BI) mematok target pertumbuhan kredit berada pada rentang 10%-12% hingga akhir 2024 mendatang.

Adapun, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada hari ini, Rabu (18/9/2024), bank sentral memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan BI Rate 25 bps menjadi 6,00% dari 6,25%.

Salah satu pemain bank, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) pun telah melakukan revisi target pertumbuhan kredit dalam rencana bisnis bank (RBB) pada semester II/2024, yang sebelumnya ditarget sebesar 13% sampai dengan 15%.

Sebagaimana diketahui, perseroan telah menyalurkan kredit secara konsolidasi mencapai Rp1.532 triliun pada enam bulan pertama 2024 alias tumbuh 20,5% secara year on year (YoY). Pertumbuhan kredit ini melebihi rata-rata industri yakni sebesar 12,36% YoY per Juni 2024. 

“Dengan melihat trajektori yang baik tersebut, kami merevisi guidance pertumbuhan kredit dari sebelumnya 13%-15% direvisi menjadi 16%-18% secara konsolidasi,” ujar Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi.

Adapun, laju kredit konsolidasi Bank Mandiri tumbuh optimal di semua segmen. Penyaluran kredit ke segmen korporasi menjadi kontributor terbesar yang tumbuh 29,7% YoY di tengah demand yang baik pada segmen ini. Sementara itu, segmen ritel tumbuh 10,8% yoy di atas industri segmen ritel di 8,6% yoy.  

Kata Darmawan, strategi pertumbuhan di segmen retail dilakukan dengan pendekatan ekosistem serta melalui sektor unggulan di masing-masing wilayah, melalui distribusi channel perseroan, baik itu cabang maupun platform digital.  

Untuk guidance net interest margin dan cost of credit tetap dipertahankan masing-masing di level 5%-5,3% dan 1%-1,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini