Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) menyabet penghargaan 'Most Efficient Bank' untuk kategori KBMI 4 dalam gelaran Bisnis Indonesia Financial Awards (BIFA) 2024.
Direktur BCA John Kosasih mengapresiasi penghargaan yang diberikan Bisnis Indonesia. Adapun, kata dia, capaian ini merupakan hasil kerja sama yang solid seluruh insan BCA.
"Kami dedikasikan penghargaan ini untuk teman-teman dan insan BCA, terutama kami mengucapkan terimakasih kepada nasabah BCA yang loyal dan support-nya yang menjadi bagian penting dari BCA," ujarnya dalam agenda BIFA 2024, Rabu (18/9/2024).
Adapun dalam ajang tahunan yakni BIFA 2024 akan dilakukan tiga tahapan seleksi. Pertama, screening dengan menyeleksi nominee berdasarkan kriteria. Kedua, seleksi kuantitatif, di mana perusahaan yang lolos dari tahapan ini akan masuk ke tahap ketiga, yakni seleksi kualitatif.
Sebagai salah satu pemain swasta terbesar, BCA beserta entitas anak membukukan laba senilai Rp26,9 triliun pada semester I/2024.
Nilai tersebut naik 11,1% secara tahunan (year on year/YoY) dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Pada periode yang sama, penyaluran kredit BCA tumbuh 15,5% YoY menjadi Rp850 triliun per Juni 2024.
"Pertumbuhan kredit di atas rata-rata industri. Kredit tumbuh didukung oleh sektor korporasi dan UMKM," ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers Paparan Kinerja Semester I/2024 pada Rabu (24/7/2024).
Secara rinci, kredit korporasi per Juni 2024 naik sebesar 19,9% YoY mencapai Rp388,6 triliun. Kemudian, di segmen komersial kredit tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp127,8 triliun dan kredit UMKM tercatat sebesar Rp114,4 triliun atau tumbuh 12,7% YoY.
Sementara, segmen konsumer naik 13,6% secara tahunan menjadi Rp210,2 triliun. Kenaikan outstanding pinjaman konsumer lainnya (sebagian besar kartu kredit) tercatat sebesar 20,2% YoY mencapai Rp17,8 triliun.
"Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024. Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor [KKB] sekitar Rp50 triliun," jelas Jahja.
Pada periode yang sama, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp39,9 triliun. Pendapatan selain bunga tumbuh 12,1% yoy menjadi Rp12,4 triliun dan total pendapatan operasional Rp52,4 triliun, naik 8,9% YoY.
Dari sisi rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4% pada semester I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9%. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) berada di angka 2,2%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2% dan 71,2%.
Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 5% YoY menyentuh Rp1.125 triliun. Dana giro dan tabungan yang masuk dalam kategori dana murah (current account saving account/CASA) berkontribusi 82% lebih dari total DPK, tumbuh 5,8% mencapai Rp915 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel