The Fed Pangkas 50 Basis Poin, Peluang BI Lanjut Turunkan Suku Bunga Bulan Depan Terbuka

Bisnis.com,19 Sep 2024, 10:44 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Pekerja melintas dekat logo Bank Indonesia di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia berpeluang melanjutkan pemangkasan BI Rate pada Oktober mendatang usai The Fed dalam Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (18/9/2024) waktu AS, memutuskan untuk memangkas suku bunga Federal Fund Rate (FFR) lebih besar dari perkiraan. 

Di mana The Fed menurunkan suku bunga sebesar 50 basis poin dari posisi 5,25%-5,5% menjadi 4,75%-5%, lebih besar dari perkiraan Bank Indonesia yang sebesar 25 bps. 

Head of Research Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro menyampaikan kemungkinan tersebut, terlebih BI Rate telah dipangkas sebesar 25 bps dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) kemarin. 

"Kami pikir BI seharusnya dapat menurunkan suku bunga lagi bulan depan dengan asumsi rupiah menguat di bawah Rp15.000 per dolar, bukan tidak mungkin terjadi karena indeks dolar DXY saat ini berada di ambang penurunan di bawah 100, sebuah level teknis utama," tuturnya dalam keterangan resmi, Kamis (19/9/2024). 

Menurutnya, langkah pemangkasan oleh The Fed tersebut bersifat dovish. Di mana indeks dolar merosot hampir -1% karena The Fed memberikan arahan yang dovish. 

Dolar yang secara efektif memberikan momentum penguatan bagi mata uang negara berkembang. Imbal hasil obligasi AS yang stabil setelah pengumuman FOMC menandakan suasana risk-on, karena penurunan suku bunga sejauh ini tidak ditafsirkan sebagai pandangan suram The Fed terhadap prospek ekonomi AS.

Sejalan dengan hal tersebu, Satria memperkirakan negara-negara di Asean, termasuk Indonesia akan mendapatkan momentum aliran modal asing. 

Terlebih, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih kuat di atas 5%, ekspansi kredit yang relatif tinggi di level 11,4% (year-on-year/YoY per Agustus, dan pelonggaran kebijakan moneter yang frontloaded.

"Berdasarkan data momentum arus modal kami, kenaikan yang lebih kuat ke depan dapat diharapkan untuk BMRI, AMRT, GOTO, ARTO, dan BRIS," ungkapnya. 

Ke depan, Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) Andry Asmoro melihat dari dot plot yang menunjukkan penurunan suku bunga FFR sebesar 50bps lagi tahun ini. 

"Dot plot mengindikasikan bahwa 19 anggota FOMC, baik yang memberikan suara maupun yang tidak memberikan suara, melihat suku bunga acuan Fed Funds di 4,4% di akhir tahun ini, setara dengan kisaran target 4,25% hingga 4,50%," ujarnya. 

Sementara pada sisa akhir tahun ini, terjadwal The Fed memiliki dua pertemuan lagi, yakni pada 6-7 November dan 17-18 Desember.

Hingga tahun 2025, bank sentral memperkirakan suku bunga berada di level 3,4%, yang mengindikasikan penurunan suku bunga sebesar satu poin penuh. Hingga tahun 2026, suku bunga diperkirakan turun menjadi 2,9% dengan penurunan setengah poin lagi.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan pihaknya membuka ruang penurunan lebih lanjut. Meski demikian, dirinya tak membeberkan lebih lanjut sikap yang akan bank sentral ambil.

"Ke depan, Bank Indonesia terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan sesuai dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, nilai tukar Rupiah yang stabil dan cenderung menguat, serta pertumbuhan ekonomi yang perlu terus didorong agar lebih tinggi," ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu (18/9/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini