Bank Mandiri (BMRI) Sambut Positif BI Rate Turun, Begini Harapannya

Bisnis.com,20 Sep 2024, 15:23 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Karyawan beraktivitas di kantor cabang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), Jakarta, belum lama ini. / Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) menyambut positif kebijakan Bank Indonesia (BI) dalam menurunkan suku bunga acuan alias BI Rate menjadi 6% pada Rabu (18/9/2024) lalu.

Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman menyatakan bahwa kebijakan bank sentral Tanah Air itu merupakan tindakan pencegahan untuk memperkuat instrumen perekonomian dalam negeri.

"Langkah Bank Indonesia dalam menurunkan BI Rate dari 6,25% menjadi 6% merupakan kebijakan pre-emptive dan ahead the curve untuk menjaga stabilitas ekonomi dan pasar keuangan nasional," katanya kepada Bisnis, dikutip pada Jumat (20/9/2024).

Lebih lanjut, BI juga dinilai berupaya mengantisipasi perkembangan ekonomi global, khususnya terkait dengan kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni Federal Reserve atau The Fed.

Selain terkait dengan Fed Fund Rate, Ali menyebut bahwa pemangkasan suku bunga acuan BI merupakan langkah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. 

Itu sebabnya, Bank Mandiri berharap bahwa penurunan suku bunga ini dapat berkontribusi terhadap pengurangan biaya dana atau cost of fund di sektor perbankan.

"Pengurangan biaya dana pada akhirnya akan memberikan dampak positif bagi efisiensi operasional serta pertumbuhan kredit," pungkasnya.

Sebelumnya, Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers menyampaikan bahwa keputusan menurunkan suku bunga sebesar 25 bps menjadi 6% diambil dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 17—18 September 2024. Keputusan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pemulihan yang berkelanjutan.

Selain itu, dari luar negeri, bank sentral Amerika Serikat The Fed juga memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

The Fed menurunkan Federal Fund Rate sebesar 50 basis poin dari 5,25%—5,5% menjadi 4,75%—5%, dengan tujuan menjaga kekuatan ekonomi AS. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyebut pasar tenaga kerja tetap solid dan keputusan ini diambil untuk mempertahankan kondisi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini