Kabar dari Bank Indonesia, Kekuatan Masyarakat Belanja (M2) Masih Naik

Bisnis.com,23 Sep 2024, 13:33 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kiri) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti menyampaikan paparan saat konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Rabu (18/9/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian, atau uang beredar dalam arti luas (M2), tercatat sebesar Rp8.973,7 triliun pada Agustus 2024. Angka ini mengalami kenaikan tipis dari posisi Juli 2024 yang mencapai Rp8.970,8 triliun.

Asisten Gubernur BI, Kepala Departemen Komunikasi, Erwin Haryono, menjelaskan bahwa pertumbuhan M2 pada Agustus 2024 mencapai 7,3% secara tahunan (year on year/YoY), sedikit melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 7,6% YoY.

"Perkembangan ini dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,0% YoY, serta uang kuasi yang tumbuh 5,6%," ujar Erwin dalam keterangan resminya, Senin (23/9/2024).

M1, yang berkontribusi sebesar 55% terhadap total M2, mencapai Rp4.932,9 triliun pada Agustus 2024, tumbuh 7,0% YoY setelah mencatatkan pertumbuhan 6,3% pada Juli 2024. Komponen M1 meliputi uang kartal yang beredar di luar bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR), serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Sementara itu, uang kuasi yang mencakup deposito berjangka, tabungan berjangka, dan instrumen keuangan lainnya tumbuh sebesar 5,6%. Pertumbuhan ini lebih lambat dibandingkan dengan uang beredar sempit (M1), yang mencerminkan stabilitas likuiditas dalam sistem keuangan Indonesia.

Sebagai konteks, M1 mencakup uang tunai yang beredar di masyarakat dan rekening giro, yang dianggap sebagai uang paling likuid. Sementara itu, M2 mencakup M1 ditambah instrumen lain seperti deposito berjangka, tabungan berjangka, dan rekening pasar uang.

M2 digunakan sebagai indikator likuiditas yang lebih luas dalam perekonomian dan dapat mempengaruhi inflasi serta pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan M2 yang stabil menunjukkan bahwa ekonomi memiliki cukup likuiditas untuk mendukung aktivitas bisnis dan konsumsi, sementara pertumbuhan M1 mencerminkan kecepatan peredaran uang tunai dalam ekonomi.

Secara keseluruhan, laporan ini mengindikasikan bahwa meskipun pertumbuhan M2 sedikit melambat, likuiditas perekonomian masih dalam kondisi stabil, didukung oleh pertumbuhan M1 dan uang kuasi. 

Sementara uang kartal yang beredar di masyarakat pada Agustus 2024 senilai Rp954 triliun, atau tumbuh 12,1% YoY, setelah tumbuh 10,1% pada Juli 2024. Selanjutnya, giro rupiah tercatat Rp1.672,3 triliun, atau tumbuh sebesar 7,3% YoY, setelah tumbuh sebesar 6,4% pada bulan sebelumnya. 

Kemudian tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu dengan pangsa 46,8% YoY terhadap M1, tercatat sebesar Rp2.306,2 triliun pada Agustus 2024, atau tumbuh 4,9%, setelah tumbuh sebesar 4,8% pada bulan sebelumnya.

Lebih lanjut, Erwin menambahkan bahwa perkembangan M2 pada Agustus 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan aktiva luar negeri bersih. 

Penyaluran kredit pada Agustus 2024 tumbuh sebesar 10,9% YoY atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 11,7%. Sementara tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 12,5% YoY atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada Juli 2024 sebesar 15,9%. 

Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1% YoY, setelah terkontraksi sebesar 0,1% pada Juli 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini