Berlawanan Arah Suku Bunga Kredit dan Deposito Perbankan

Bisnis.com,24 Sep 2024, 12:58 WIB
Penulis: Arlina Laras
Ilustrasi suku bunga perbankan. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat suku bunga kredit menurun, sedangkan suku bunga deposito atau simpanan meningkat pada Agustus 2024. 

Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar, rata-rata tertimbang suku bunga kredit pada Agustus 2024 sebesar 9,21%, menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu Juli 2024 sebesar 9,23%. 

“Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka meningkat pada tenor 1, 3, 6, dan 12 bulan masing-masing sebesar 4,76%; 5,47%; 5,46% dan 5,93% pada Agustus 2024,” tulis BI dalam laporannya, Senin (23/9/2024). 

Adapun, bunga deposito per Agustus 2024 ini lebih tinggi dibandingkan dengan Juli 2024, di mana masing-masing tercatat 4,75%; 5,41%; 5,44% dan 5,87%. 

Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka tenor 24 pada Agustus 2024 sebesar 4,29% menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 4,39%. 

Sementara itu dari kelompok bank jumbo, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) terpantau melakukan perubahan atas suku bunga deposito untuk tenor 1 bulan dengan simpanan di bawah Rp100 juta, dengan menaikkan bunga menjadi 3,35%, naik 10 basis poin (bps) dari sebelumnya 3,25%.  

Sebelumnya, Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan perseroan akan terus melakukan review suku bunga secara berkala baik dari sisi simpanan maupun pinjaman.

PT Bank Neo Commerce Tbk. (BBYB) atau BNC menyebut perseroan akan terus memantau kondisi likuiditas baik di pasar maupun perseroan dalam melakukan penyesuaian suku bunga bank, mengingat cost of fund menjadi salah satu komponen penting.

Adapun, saat ini Bank Neo Commerce menjadi salah satu bank yang telah melakukan penyesuaian suku bunga simpanan pada Agustus 2024. 

Tercatat, BNC menurunkan suku bunga simpanan untuk produk Deposito WOW untuk tenor 1 bulan dari 6,5% menjadi 6,25% dan tenor 3 bulan dari semula 7% menjadi 6,75% per tahun

“Likuiditas bank [BNC] besar, jadi ada ruangan menurunkan lebih cepat dari benchmark [BI Rate] ya kenapa enggak, di kita dengan penurunan average cost of fund, tentu membantu revenue kita,” ujar Direktur Utama Bank Neo Commece Eri Budiono kepada Bisnis, Senin (23/9/2024). 

Sebelumnya, Head of Research LPPI Trioksa Siahaan mengatakan penyesuaian suku bunga yang berlawanan arah bisa disebabkan beberapa hal. Mulai dari kebijakan bank, bunga yang kurang kompetitif di pasar, hingga berkaitan soal perbankan yang memerlukan tambahan likuiditas. 

Di sisi lain, Direktur Segara Research Institut Piter Abdullah mengatakan kondisi naik turunnya suku bunga deposito perlu diteliti secara mendalam, tidak bisa hanya sekadar angka suku bunga yang terlihat secara publik. 

Meskipun dia menyebut, memang secara umum, bank yang menaikkan suku bunga adalah bank yang mengalami likuiditas yang tidak begitu banyak. 

“Suku bunga [deposito] bukan satu-satunya ukuran [untuk mengevaluasi kondisi suatu bank]. Ukuran lain yang perlu dipertimbangkan adalah berapa banyak cash, giro di bank sentral [BI] kepemilikan Surat Berharga Negara (SBN), dan Loan to Deposit Ratio [LDR],” ujarnya kepada Bisnis

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini