Membangun Generasi Tangguh Melalui Literasi dan Inklusi Keuangan

Bisnis.com,25 Sep 2024, 11:05 WIB
Penulis: Media Digital
Ilustrasi mata uang berbagai negara di dunia, antara lain dolar AS, rupiah, yen, dan yuan. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Literasi dan inklusi keuangan terus menjadi aspek krusial dalam membentuk masyarakat yang lebih sejahtera dan cerdas secara finansial. Peningkatan kedua aspek ini membawa berbagai manfaat signifikan, tidak hanya bagi individu tetapi juga bagi perekonomian secara keseluruhan.

Literasi keuangan, yang merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan yang memengaruhi sikap serta perilaku seseorang dalam mengelola keuangan, menjadi fondasi penting bagi masyarakat modern. Di sisi lain, inklusi keuangan berfokus pada ketersediaan akses bagi masyarakat untuk memanfaatkan produk dan layanan keuangan di lembaga keuangan formal, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.

Manfaat peningkatan literasi keuangan sangat luas. Individu yang memiliki literasi keuangan yang baik cenderung membuat keputusan keuangan yang lebih bijak, mulai dari pengelolaan anggaran rumah tangga hingga perencanaan pensiun. Mereka lebih mampu menghindari jebakan utang, memahami risiko investasi, dan memaksimalkan potensi penghasilan mereka. Selain itu, literasi keuangan yang tinggi juga berkontribusi pada pengurangan stres keuangan dan peningkatan kesejahteraan mental secara keseluruhan.

Sementara itu, inklusi keuangan yang lebih luas membuka pintu kesempatan bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup. Akses ke layanan perbankan formal memungkinkan masyarakat untuk menabung dengan aman, mendapatkan kredit untuk modal usaha, dan melindungi aset mereka melalui asuransi. Bagi kelompok masyarakat yang selama ini terpinggirkan dari sistem keuangan formal, peningkatan inklusi keuangan berarti kesempatan untuk keluar dari jeratan kemiskinan dan mencapai kemandirian finansial.

Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) pada 2024 menunjukkan indeks literasi keuangan Indonesia mencapai 65,43% dan indeks inklusi keuangan mencapai 75,02%. Apabila dibandingkan dengan indeks literasi keuangan pada 2022, indeks literasi keuangan naik 15,75 poin menjadi 49,68%. 

Meskipun gap antara literasi dan inklusi yang semakin mengecil, upaya untuk meningkatkan indeks literasi keuangan tidak boleh berhenti. Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan literasi keuangan, Bisnis Indonesia menggelar Festival Literasi Finansial 2024 di Universitas Bengkulu pada Jumat (27/9). Event ini akan menghadirkan Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi sebagai keynote speaker.

Narasumber lain yang akan hadir adalah Ketua Sekretariat Satgas PASTI Hudiyanto, Dosen Prodi Manajemen Universitas Bengkulu Ferry Tema Atmaja, dan VP CSR BCA Krisbiakto Cahyo Adi dengan dimoderatori oleh General Manager Konten Bisnis Indonesia Hendri T. Asworo.

Peningkatan literasi dan inklusi keuangan juga berperan penting dalam mendukung agenda digitalisasi ekonomi nasional. Dengan pemahaman keuangan yang lebih baik, masyarakat dapat memanfaatkan berbagai inovasi produk keuangan digital secara optimal. Hal ini tidak hanya mendorong efisiensi dalam transaksi keuangan tetapi juga membuka peluang bagi pengembangan produk-produk keuangan yang lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Media Digital
Terkini