Penurunan Suku Bunga Acuan jadi Stimulus Bisnis Wholesale Banking

Bisnis.com,25 Sep 2024, 20:35 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Ilustrasi bank. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank UOB Indonesia menilai bahwa penurunan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed berdampak positif terhadap ekonomi Indonesia, terutama sektor wholesale banking.

Direktur Wholesale Banking UOB Indonesia Harapman Kasan mengatakan bahwa keputusan The Fed memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada pertengahan September lalu dapat berlanjut pada kuartal IV/2024.

“Sebagai pengusaha, kalau kita lihat dengan interest rate yang lebih rendah, tentunya itu akan menstimulasi mereka itu untuk berbisnis,” katanya dalam konferensi pers UOB Economic Outlook 2024 di Jakarta Pusat, Rabu (25/9/2024).

Dia melanjutkan, selain penurunan suku bunga, kestabilan situasi politik Tanah Air menjelang transisi pemerintahan pada Oktober mendatang juga menambah geliat bisnis perbankan.

Terlepas dari dua faktor tersebut, Harapman juga melihat bahwa Indonesia tetap memiliki daya tarik kuat bagi investor, khususnya di kawasan Asia Tenggara.

“Kita ini punya natural resources yang berlimpah, terus dengan policy yang mendorong untuk hilirisasi yang berkaitan dengan new energy dan juga ketahanan pangan. Saya rasa semuanya juga paham bahwa Indonesia ini negara yang subur,” imbuhnya.

Itu sebabnya, Harapman mendorong pemerintah untuk dapat mengoptimalkan keunggulan ini dengan kebijakan yang tepat sasaran. 

“Misalkan pemerintah itu melakukan policy yang tepat dan juga mendorong investor ke sektor yang bisa memberikan nilai tambah atau kompetitif, saya rasa ekonomi kita itu pertumbuhannya akan jauh lebih pesat daripada yang kita jalani selama ini,” pungkasnya.

Sebelumnya, bank sentral AS Federal Reserve atau The Fed telah memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.

Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir pada Rabu (18/9/2024) waktu AS, The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga Federal Fund Rate (FFR) sebesar 50 basis poin dari posisi 5,25%-5,5% menjadi 4,75%-5% untuk memperkuat ekonomi AS.

“Pasar tenaga kerja sebenarnya berada dalam kondisi yang solid, dan tujuan kami dengan langkah kebijakan kami hari ini adalah untuk mempertahankannya di sana,” kata Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers. 

Sementara dari dalam negeri, Bank Indonesia lebih dahulu memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 17-18 September 2024. 

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 17 dan 18 September 2024 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 6%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI, Rabu (18/9/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini