Bisnis.com, JAKARTA -- Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menilai penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) akan membuka langkah industri pembiayaan untuk masuk lebih dalam ke pasar obligasi korporasi.
Ketua Umum APPI Suwandi Wiranto mengatakan pada dasarnya setiap perusahaan pembiayaan memiliki strateginya masing-masing dalam merespons penurunan suku bunga saat ini.
"Tapi pada dasarnya dengan adanaya penurunan suku bunga, tentunya potensi buat perusahaan pembiayaan yang biasa menerbitkan obligasi bisa masuk ke pasar obligasi korporasi," kata Suwandi kepada Bisnis, Rabu (25/9/2024).
Adapun pada Agustus 2024, realisasi obligasi industri multifinance mencapai Rp18,01 triliun, turun dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp25,90 triliun.
"Apakah ini momentumnya ada koreksi terhadap yield yang nantinya bisa mereka tawarkan ke pasar, kembali hal ini tergantung pasarnya sendiri dan tergantung dari rating perusahaan tersebut. Kalau ratingnya bagus tentu dampaknya positif," jelasnya.
Adapun salah satu contoh perusahaan pembiayaan yang berencana menerbitkan surat utang adalah PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) atau CIMB Niaga Auto. CNAF akan menerbitkan Sukuk Berkelanjutan Tahap II pada 2025 nanti.
Sementara untuk sisa tahun ini, CNAF tidak akan menerbitkan sukuk kembali usai menerbitkan Sukuk Berkelanjutan I Wakalah Bi Al Istithmar sebesar Rp triliun yang telah cair pada Juli 2024.
Perusahaan pembiayaan lainnya, PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN) dan PT Federal International Finance (FIF) juga memutuskan tidak akan menerbitkan obligasi baru di sisa tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel