Top 5 News BisnisIndonesia.id: Strategi Penekan Klaim Asuransi hingga Investasi Dapen

Bisnis.com,30 Sep 2024, 07:00 WIB
Penulis: Asteria Desi Kartika Sari
top 5

Bisnis.com, JAKARTA— Industri asuransi jiwa tengah mengupayakan untuk menekan peningkatan rasio klaim kesehatan seiring dengan tingginya inflasi medis.
Strategi penekan rasio klaim asuransi kesehatan hingga investasi dana pensiun menjadi berita pilihan yang dirangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Senin (30/9/2024). Berikut selengkapnya.
1. Utak-Atik Strategi Penekan Peningkatan Klaim Asuransi Kesehatan
Klaim kesehatan yang melonjak menjadi tantangan tersendiri bagi industri asuransi. Sepanjang tahun ini, setidaknya kalaim kesehatan industri asuransi jiwa telah meningkat 26% secara tahunan. Strategi disiapkan industri untuk mempertahankan pertumbuhan bisnis asuransi secara keseluruhan di tengah gejolak pasar.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat rasio klaim kesehatan industri asuransi jiwa mencapai sebanyak 105,7% pada semester I/2024. Hal itu menunjukan klaim yang dibayarkan oleh industri asuransi jiwa lebih banyak apabila dibandingkan dengan premi yang diterima.
Periode, Januari- Juni 2024, klaim kesehatan industri asuransi jiwa mencapai sebanyak Rp11,83 triliun yang mana naik 26% year on year/YoY dari Rp9,39 triliun. Kendati begitu, premi kesehatan yang diterima mencapai Rp11,19 triliun, naik 23,64% YoY. Selain itu, sampai 31 Desember 2023, BPJS Kesehatan mencatat pendapatan iuran Dana Jaminan Sosial (DJS) Kesehatan mencapai Rp151,59 triliun, yang mana lebih kecil dari beban jaminan kesehatan yang mencapai Rp158,85 triliun.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan, untuk menekan melonjaknya klaim kesehatan saat ini adalah dengan mendorong efisiensi layanan medis melalui protokol pemberian layanan kesehatan berbasis clinical pathways dan layanan obat berbasis medical efficacy yang memadai.
Deputi Komisioner Bidang Pengawasan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Iwan Pasila mengatakan untuk kerja sama BPJS Kesehatan dengan asuransi swasta melalui coordinate of benefit sudah ada peraturan baru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang berupaya membatasi batas maksimal biaya layanan kesehatan, yaitu dua kali tarif INACBGs.
2. Ekspor Sawit Turun, Kontribusi Devisa Melorot
ktivitas ekspor kelapa sawit Indonesia masih berlanjut kendati terus mengalami penurunan secara nilai karena harganya yang fluktuatif. PalmCo sebagai entitas bentukan BUMN juga baru mengekspor 6% dari total produksinya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor kelapa sawit Indonesia tercatat senilai US$25,07 miliar pada 2023, turun dibandingkan dengan 2022 yang sebesar US$30,94 miliar dan 2021 yang sebesar US$29,25 miliar.
Kendati secara nilai turun, secara volume, pengiriman sawit naik dari 27,17 juta ton pada 2022 menjadi 28,62 juta ton.
Data terbaru BPS, pada Agustus 2024, ekspor crude palm oil (CPO) dan turunannya tercatat sebesar 1,97 juta ton turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,78 juta ton. Kendati demikian, secara nilai mengalami kenaikan menjadi US$898,8 per ton dari rata-rata Agustus 2023 yang sebesar US$864,77 per ton.
Walaupun harga lebih baik, volume yang jauh lebih rendah membuat nilai ekspor menjadi US$1,77 miliar per Agustus 2024, turun 26,39% YoY dari US$2,4 miliar pada Agustus 2023.
Aktivitas ekspor memang masih belum menjadi prioritas, karena pemenuhan kebutuhan domestik selalu jadi yang utama. Kendati demikian, Region Head PTPN IV Regional III Rurianto menjelaskan kegiatan ekspor CPO ke berbagai negara dunia sebagai bagian untuk mendukung peningkatan devisa negara.
“Kami berharap dapat mengambil peran untuk mendorong peningkatan devisa negara melalui pengiriman CPO ke konsumen yang ada di India dan Eropa," ungkapnya dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (29/9).
3. 23 Emiten Indonesia Masuk Jajaran Perusahaan Paling Terpercaya Dunia
Berita menggembirakan datang lagi, terdapat 23 perusahaan asal Indonesia masuk dalam jajaran World's Most Trustworthy Companies 2024 yang diselenggarakan Majalah Newsweek dan Statista.
Majalah Newsweek dan Statista mengumumkan World's Most Trustworthy Companies 2024 yang berisi 1.000 perusahaan terbaik dari 23 industri di 20 negara utama dunia. Secara mengejutkan, 23 perusahaan Indonesia masuk di top 100.
Daftar Most Trustworthy Companies 2024 merupakan yang kedua kali dirilis oleh Newsweek, bekerja sama dengan Statista, lembaga pengolah data yang berbasis di Jerman. Dikutip dari laman resminya, Minggu (29/9/2024), Newsweek menyatakan bahwa kepercayaan yang merupakan bagian penting dalam bisnis, kini sedang menurun di berbagai industri karena adanya kekhawatiran mengenai privasi data, penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dan kurangnya transparansi pemasaran di tengah ekonomi global yang bergerak cepat.
Pemeringkatan yang dilakukan oleh Newsweek dan Statista ini didasarkan pada survei independen yang melibatkan lebih dari 70.000 orang dan 230.000 evaluasi pelanggan, investor, dan karyawan yang menanggapi pertanyaan seperti "Saya percaya pada klaim iklan dan komunikasi perusahaan ini" dan "Saya percaya perusahaan ini memperlakukan karyawan secara adil."
Survei ini juga mencakup "social listening" yaitu analisis big data atas percakapan dan suara publik terkait reputasi dan brand perusahaan di media sosial dan media massa.
Sejumlah nama-nama besar perusahaan di Indonesia masuk daftar ini, sebut saja PT Bank Cental Asia Tbk. (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), yang mewakili perbankan, adapula konglomerasi Astra di kategori konglomerasi, GoTo Group di kategori jasa bisnis dan profesional, termasuk PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) yang masuk ke dalam daftar 10 besar untuk kategori Industri Konstruksi dan Bahan Bangunan.
4.Banyak Aksi Emiten Menara Grup Djarum (TOWR)
PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) menjadi salah satu emiten yang aktif melakukan aksi korporasi tahun ini. Yang terbaru, emiten menara Grup Djarum tersebut berencana melakukan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue jumbo.
Berbagai katalis positif tersebut membuat Perseroan menarik untuk dilirik. Mengutip bisnis.com yang melansir konsensus analis dari Terminal Bloomberg, sebagian besar juga masih memberikan rekomendasi buy untuk saham TOWR.
Dari 28 analis, sebanyak 23 analis memberikan peringkat beli untuk TOWR. Sementara sisanya, mengeluarkan rekomendasi tahan atau hold.
TOWR akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya senilai Rp9 triliun. Harga penawaran atas saham-saham ini akan ditetapkan dan diumumkan kemudian dalam prospektus HMETD.
"Dana rights issue akan digunakan untuk pembayaran utang dan modal kerja," kata Corporate Secretary TOWR Monalisa Irawan, dihubungi Bisnis pekan lalu.
Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), TOWR diketahui akan menggunakan dana hasil rights issue untuk keperluan modal perseroan dan/atau PT Profesional Telekomunikasi Indonesia yang merupakan anak usaha perseroan 99% sahamnya dimiliki oleh TOWR.
Selain itu, dana rights issue rencananya juga akan digunakan untuk pembayaran pinjaman dan untuk keperluan modal kerja TOWR dan/atau Protelindo.
5. Strategi Investasi Dana Pensiun saat Penurunan Suku Bunga
Kebijakan pemangkasan suku bunga diproyeksi tidak terlalu berpengaruh terhadap penempatan portofolio investasi dana industri dana pensiun.
Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Juni 2024 penempatan investasi DPLK di deposito secara bulanan atau month-to-month (mtm) turun 5,2% menjadi Rp69,15 triliun dibanding Rp73,01 triliun di Mei 2024. Sementara, penempatan investasi di obligasi korporasi naik 7,9% year-on-year (YoY) menjadi Rp12,71 triliun dibanding Rp11,77 triliun pada Juni 2023.
Direktur Eksekutif Asosiasi DPLK Syarif Yunus mengatakan tren tersebut tidak akan berubah usai BI pangkas suku bunga. "Seharusnya tidak berubah karena saat suku bunga turun trennya obligais naik. Mungkin karena obligasi memang lebih menarik daripada deposito yang cenderung turun akibat suku bunga," kata Syarif kepada Bisnis, dikutip Minggu (29/9/2024).
Syarif menjelaskan pada dasarnya penempatan investasi oleh DPLK dipilih oleh peserta dana pensiun. Sehingga yang paling penting adalah memberikan edukasi kepada peserta dapen.Sementara itu tren yang sama juga terjadi pada penempatan dana pensiun DPPK Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Asteria Desi Kartika Sari
Terkini