Bank Permata (BNLI) Ubah Logo Perusahaan, OJK Singgung soal KBMI IV

Bisnis.com,30 Sep 2024, 14:46 WIB
Penulis: Arlina Laras
Logo Bank Permata (BNLI)./Istimewa.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Permata Tbk. (BNLI) meluncurkan logo terbaru menjadi bunga lotus di kantor cabang Permata Bank Thamrin pada Jumat, 27 September 2024. 

Adapun, langkah tersebut merupakan bagian dari penyelarasan strategi dan bisnis dengan tujuan untuk menciptakan citra yang kohesif, terpadu, dan sepadan dengan Bangkok Bank sebagai pemegang saham pengendali.

Direktur Utama Permata Bank Meliza M. Rusli menyampaikan perubahan bentuk pada logo adalah sinergi antara Permata Bank dan Bangkok Bank yang mencerminkan aspirasi perusahaan yakni 'growing together' sebagai Bank lokal dengan jaringan global dan visi regional.

“Penyelarasan ini merupakan komitmen bersama untuk menjadi Bank terpercaya dalam membina hubungan jangka panjang yang berkelanjutan dengan seluruh pemangku kepentingan melalui kolaborasi lintas negara dalam jaringan kemitraan yang dimiliki Permata Bank dan Bangkok Bank,” katanya dalam keterangan tertulis, Senin (30/9/2024). 

Menurutnya, perpaduan strategi ini tidak hanya menciptakan konsistensi pada tampilan identitas Permata Bank di seluruh touchpoints di Indonesia, tetapi juga memberikan pengalaman perbankan yang responsif dengan tingkat kepedulian yang tinggi, berintegritas, serta mengedepankan inovasi dan kerja sama untuk tumbuh bersama dengan mitra dan nasabah Permata Bank.

Adapun, Bangkok Bank sendiri telah melakukan akuisisi kepemilikan saham Permata Bank pada Mei 2020 sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia dan saat ini Bangkok Bank telah memenuhi seluruh syarat kepatuhan pemegang saham pengendali dari Permata Bank. Hal ini merupakan bukti komitmen investasi Bangkok Bank di Indonesia agar bisa berkontribusi lebih jauh untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Presiden Bangkok Bank dan Presiden Komisaris Permata Bank Chartsiri Sophonpanich menjelaskan peluncuran identitas baru Permata Bank di kantor cabang Jalan Thamrin, karena kantor tersebut merupakan kantor pusat Bangkok Bank di Indonesia sebelum integrasi dengan Permata Bank dilakukan pada tahun 2020. 

Menurutnya, lokasi ini melambangkan komitmen Permata Bank dan Bangkok Bank Group untuk tumbuh bersama nasabah. 

“Identitas baru ini memperkuat komitmen kami untuk melanjutkan warisan Bangkok Bank melalui Permata Bank dalam melayani masyarakat dengan sepenuh hati dengan mewujudkan kualitas bunga lotus untuk menjadi tangguh, tahan, dan senantiasa mencari peluang yang hadir setiap saat,” ujarnya.

Lebih lanjut, Chartsiri menyebut pihaknya berharap dapat mendukung kesejahteraan Indonesia yang berkelanjutan dengan cara menghubungkan perusahaan-perusahaan dengan peluang pertumbuhan di seluruh Asean dan sekitarnya, serta memfasilitasi investasi asing ke Indonesia untuk mendukung masyarakat, bisnis, dan ekonominya. 

Pada kesempatan yang sama, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa regulator mengapresiasi kontribusi Permata Bank dan Bangkok Bank selama ini. 

Selain itu, Dian juga menyebut ke depannya diharapkan bank dapat terus mengembangkan diri untuk makin memberikan konstribusi kepada sistem perbankan Indonesia, termasuk peningkatan permodalan menuju bank KBMI 4, dan terus mendukung konsolidasi bank melalui spin-off UUS untuk menciptakan bank syariah dengan skala besar. 

Untuk diketahui, OJK memang secara resmi telah mengubah aturan pengelompokan perbankan dari Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) menjadi Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI). Aturan ini mengacu pada POJK Nomor 12 /POJK.03/2021 tentang Konsolidasi Bank Umum.

Regulasi yang dikeluarkan sejak tiga tahun lalu itu, mengelompokkan bank bank berdasarkan modal usaha lebih besar. Hanya bank dengan modal di atas Rp70 triliun yang berada dalam kasta teratas alias bank jumbo. 

Sebelumnya, bank umum dibagi menjadi empat kategori yaitu BUKU I, II, III, dan IV, berdasarkan besaran modal inti. BUKU I memiliki modal inti di bawah Rp1 triliun, BUKU II Rp1 hingga Rp5 triliun, BUKU III lebih dari Rp5 triliun hingga Rp30 triliun, dan BUKU IV dengan modal inti lebih dari Rp30 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
Tampilkan semua
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini