Bankir Bicara soal Transmisi BI Rate ke Suku Bunga Kredit, Bisa Segera Turun?

Bisnis.com,01 Okt 2024, 19:05 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Ilustrasi suku bunga perbankan. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (BBNI) angkat bicara perihal transmisi suku bunga kredit usai Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan menjadi 6% pada pertengahan September lalu.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengungkapkan bahwa penurunan BI Rate belum disertai dengan penurunan biaya dana (cost of fund) yang dikeluarkan bank, lebih lagi dengan kondisi likuiditas yang ketat.

“Kita berharap liquidity bisa turun, bisa memberikan ruang agak banyak, sehingga suku bunga juga turun. Biasanya begitu, butuh waktu lah untuk menurunkan [suku bunga kredit],” katanya kepada wartawan di Menara BNI, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2024).

Royke lantas menyatakan harapannya agar suku bunga dapat terus melandai. Pasalnya, suku bunga rendah dinilai dapat memantik geliat masyarakat dalam perputaran roda ekonomi.

“Supaya orang lebih berani untuk berusaha. Bank kalau bunganya tinggi terus, orang juga enggak ada yang mau berusaha, enggak ada yang mau beli properti, enggak ada yang mau investasi,” sambungnya.

Ketika ditanya perihal angka permintaan kredit usai suku bunga turun, dia menuturkan bahwa pelaku pasar saat ini masih lebih banyak menunggu situasi ke depan.

Kendati demikian, Royke menyebut bahwa pembiayaan pada segmen individu lazimnya kembali bergeliat usai suku bunga turun, terutama pada sektor properti.

Dia pun memproyeksikan penyaluran kredit BNI masih akan tumbuh dobel digit hingga penghujung 2024. “Pertumbuhan kredit, [proyeksi] saya, sih, masih dobel digit, 10% lah,” tutupnya.

Bisnis mencatat, BNI membukukan laba bersih konsolidasi senilai Rp10,7 triliun pada semester I/2024 lalu, tumbuh 3,8% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari level Rp10,3 triliun.

Bank pelat merah ini juga menyalurkan kredit senilai Rp726,98 triliun, naik 11,71% YoY dari Rp650,77 triliun hingga bulan keenam tahun ini.

Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) BNI tercatat tumbuh 0,96% YoY dari Rp765 triliun menjadi Rp772,32 triliun pada periode yang sama. Dana murah atau current account saving account (CASA) BNI juga naik 2,51% yoy menjadi Rp545,69 triliun, dari sebelumnya Rp532,34 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini