Bisnis.com, JAKARTA— PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Finance mencatat tingkat kredit bermasalah atau nonperforming financing (NPF) gross mencapai 2,13% pada Agustus 2024.
Angka tersebut masih rendah apabila dibandingkan dengan rata-rata industri pada periode tersebut yang mencapai 2,66%, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa Hadi mengatakan WOM Finance seperti perusahaan pembiayaan lainnya terus berupaya untuk meningkatkan kinerja keuangannya dengan mengoptimalkan strategi manajemen risiko dan meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen.
“Untuk menjaga risiko NPF, perusahaan melakukan proses penilaian kredit yang ketat, melakukan strategi penagihan yang efektif, manajemen risiko yang proaktif dan peningkatan kualitas layanan,” kata Cincin saat dihubungi Bisnis, pada Senin (1/10/2024).
Cincin juga memandang stabilnya NPF industri pembiayaan merupakan hasil dari upaya yang berkelanjutan dan sinergi antara berbagai faktor.
Sebelumnya, OJK mencatat piutang pembiayaan multifinance mengalami peningkatan mencapai 10,18% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp499,29 triliun. Meskipun piutang naik, rasio kredit bermasalah masih di bawah batas maksimum yakni 5%.
Adapun NPF gross perusahaan pembiayaan mencapai sebesar 2,66% pada Agustus 2024, yang turun dibandingkan pada Juli 2024 mencapai 2,75%. Angkanya juga stabil apabila dibandingkan pada Agustus 2023, dimana NPF gross tercatat mencapai 2,66%.
Sementara itu, NPF nett mencapai sebesar 0,83% pada Agustus 2024, turun sedikit dibandingkan Juli 0,84%. Namun, NPF nett mengalami sedikit peningkatan dibandingkan Agustus 2023 yakni 0,76%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel