Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan signifikan pada piutang pembiayaan multifinance yang meningkat 10,18% secara tahunan (year-on-year/yoy ) menjadi Rp499,29 triliun pada Agustus 2024. Sejalan dengan peningkatan piutang, rasio kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF) tetap berada pada kondisi stabil.
Menurut Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda pertumbuhan pembiayaan ini salah satunya didorong oleh kemudahan akses terhadap skema Buy Now Pay Later (BNPL) yang semakin populer di kalangan masyarakat.
“Kita melihat BNPL menjadi salah satu pembiayaan dengan pertumbuhan yang cukup tinggi. Kemudahan akses terhadap BNPL menjadi faktor pendorong utama,” kata Huda kepada Bisnis pada Selasa (1/10/2024).
Huda juga menyoroti pentingnya seleksi ketat terhadap calon nasabah sebagai strategi menjaga NPF tetap rendah. “Dengan kondisi ekonomi yang tidak menentu, salah satu strategi menjaga tingkat NPF adalah dengan melakukan seleksi ketat. Penilaian calon nasabah bisa dilakukan melalui SLIK, sehingga track record mereka menjadi acuan utama dalam pemberian pembiayaan,” tambahnya.
Data OJK menunjukkan NPF gross perusahaan pembiayaan pada Agustus 2024 mencapai 2,66%, stabil dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
NPF nett juga tercatat sedikit turun dari 0,84% pada Juli menjadi 0,83% di Agustus 2024. Namun, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan Agustus 2023 yang mencapai 0,76%.
Dari sisi pemain, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. (WOMF) atau WOM Finance mencatat NPF gross mencapai 2,13% pada Agustus 2024. Angka tersebut masih rendah apabila dibandingkan dengan rata-rata industri pada periode tersebut yang mencapai 2,66%.
Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa Hadi mengatakan WOM Finance mengatakan WOM Finance, seperti perusahaan pembiayaan lainnya terus berupaya untuk meningkatkan kinerja keuangannya dengan mengoptimalkan strategi manajemen risiko dan meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen.
“Untuk menjaga risiko NPF, Perusahaan melakukan proses penilaian kredit yang ketat, melakukan strategi penagihan yang efektif, manajemen risiko yang proaktif dan peningkatan kualitas layanan,” kata Cincin saat dihubungi Bisnis, pada Senin (1/10/2024).
Cincin juga memandang stabilnya NPF industri pembiayaan merupakan hasil dari upaya yang berkelanjutan dan sinergi antara berbagai faktor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel