Prudential Syariah Cetak Rugi Rp68,48 Miliar Agustus 2024, Presdir Buka Suara

Bisnis.com,03 Okt 2024, 23:06 WIB
Penulis: Akbar Maulana al Ishaqi
Karyawan Prudential Syariah melayani peserta saat hari pelanggan di Jakarta, Rabu (4/9/2024Eusebio Chrysnamurti PRUDENTIAL SYARIAH GELAR PEMERIKSAAN KESEHATAN GRATIS

Bisnis.com, JAKARTA--PT Prudential Sharia Life Assurance (Prudential Syariah) dalam laporan keuangan unaudited per Agustus 2024 mencatatkan kerugian sebesar Rp68,48 miliar, turun 3,21% secara bulanan atau month-to-month (MtM) dibanding rugi bulan Juli 2024 sebesar Rp70,76 miliar. 

Meski membaik, rugi pada Agustus 2024 tersebut naik 229% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dibanding rugi pada Agustus 2023 sebesar Rp20,76 miliar. 

Merespons hal tersebut, Presiden Direktur Prudential Syariah Iskandar Ezzahuddin Bin Ahmad Zulkiflee memastikan pihaknya akan terus bertumbuh.

Dia juga memastikan komitmen Prudential Syariah sebagai perusahaan asuransi jiwa yang memberikan perlindungan kepada para nasabah.

"Kita terus tumbuh. Saya pikir fokus kami tidak hanya kepada finansial saja, tapi kita lebih fokus pada perlindungan yang lebih menyeluruh untuk keluarga di Indonesia sebanyak mungkin," kata Iskandar saat ditemui usai peluncuran produk PruCritical Amanah di Jakarta, Kamis (3/10/2024).

Iskandar menegaskan, pihaknya saat ini fokus kepada menambah kepesertaan. Sebagai entitas asuransi jiwa syariah pertama yang diluncurkan oleh perusahaan asuransi jiwa berskala internasional PT Prudential Life Assurance (Perudential Indonesia) sejak 5 April 2022, Iskandar mengatakan pihaknya fokus memperbesar cakupan kepesertaannya di Indonesia.

Iskandar menjelaskan, hal tersebut dapat terlihat dari beraham produk yang sudah diluncurkan. Seperti PruAnugerah Syariah yang sudah dirilis tahun lalu, kemudian juga ada produk PruWell Medical, hingga PruCritical Amanah yang baru dirilis hari ini.

"Ini melengkapi produk yang kita miliki di syaraih sekarang. Kita berharap meningkatkan penetrasi kepada semua keluarga di Indonesia," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Perasuransian Syariah, Erwin Noekman mengungkapkan tantangan besar yang harus dihadapi Unit Usaha Syariah (UUS) asuransi yang sudah berdiri sendiri.

Menurut hitungannya, ketika UUS telah berdiri sendiri maka butuh waktu lama untuk bisa mendapatkan profit usaha. Dirinya mencontohkan seperti perusahaan asuransi yang melakukan joint venture untuk masuk ke Indonesia.

"Istilahnya bakar duit ya, berapa lama mereka [joint venture] baru kembali untungnya, paling 10 tahun paling cepat. Jadi kalau mau fair, spin off juga sama, menunggu 10 tahun minimal," kata Erwin kepada Bisnis, dikutip Jumat (27/9/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Leo Dwi Jatmiko
Terkini