Bisnis.com, JAKARTA – Industri perbankan di Indonesia terus memperbesar adopsi untuk prinsip keberlanjutan dalam operasional bisnisnya. Salah satu bentuk penerapannya adalah melalui penyaluran pembiayaan untuk segmen ekonomi berkelanjutan, yang dikenal sebagai kredit hijau.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa total kredit berkelanjutan terus mengalami kenaikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2019, OJK mencatat realisasi kredit berkelanjutan hanya sebesar Rp927 triliun.
Jumlah tersebut naik menjadi Rp 1.181 triliun pada 2020. Setahun kemudian alias pada 2021 sebesar Rp 1.409 triliun. Lalu pada 2022 sebesar Rp 1.571 triliun, kemudian mencapai Rp 1.959 triliun pada penghujung 2023.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan bahwa lonjakan siginfikan kredit berkelanjutan dipengaruhi oleh dorongan baik dari regulator maupun pemangku kebijakan lainnya.
Namun demikian, terdapat beragam tantangan yang menyertai geliat kredit hijau tersebut. Selain perkara sinergi dan sinkronisasi kebijakan, dukungan dari sektor riil dan penerapan di level usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga menjadi tantangan.
“Serta peningkatan kapasitas SDM di bank untuk memahami, menilai dan mempersiapkan aksi mitigasi dan adaptasi dalam transisi menuju peningkatan kontribusi pada sektor ekonomi yang berkelanjutan,” katanya dalam jawaban tertulis beberapa waktu lalu (15/9/2024).
Sejalan dengan data OJK, sejumlah bank mulai memperbanyak porsi kredit hijau dan berkelanjutan di. PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) misalnya telah menyalurkan kredit berkelanjutan senilai Rp56,4 triliun pada semester I/2024.
Direktur Compliance, Corporate Affairs & Legal CIMB Niaga Fransiska Oei menyebut bahwa jumlah tersebut mencakup sekitar 26% dari total pembiayaan yang disalurkan bank, sekaligus menjadi bentuk praktek bisnis yang sesuai dengan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola.
“Hal ini merupakan bukti komitmen CIMB Niaga untuk tidak sekadar mengejar profit, namun juga berkontribusi menjaga kelestarian lingkungan dan bumi untuk generasi mendatang,” katanya dalam konferensi pers di Graha CIMB Niaga, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2024).
Senada, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) mencatatkan penyaluran kredit ke sektor berkelanjutan mencapai Rp793,6 triliun pada semester I/2024. Direktur Kepatuhan BRI, A. Solichin Lutfiyanto mengatakan bahwa jumlah ini setara dengan 65,2% dari total pembiayaan dan investasi obligasi korporasi yang dilakukan BRI.
"Salah satu langkah yang dilakukan adalah mengidentifikasi kredit untuk sektor hijau sesuai dengan Kategori Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan [KUBL]," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Kamis (19/9/2024).
BRI berfokus pada penyaluran kredit untuk Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB), di mana kredit ke sektor sosial mencapai Rp699,8 triliun, sementara kredit untuk KUBL mencapai Rp89,8 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel