Bisnis.com, JAKARTA--Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong perusahaan modal ventura fokus menyasar pembiayaan kepada kalangan milenial yang membuat perusahaan rintisan atau startup untuk meningkatkan pembiayaan modal ventura yang saat ini dalam tren menurun.
Kepala Departemen Perizinan, Pemeriksaan Khusus dan Pengendalian Kualitas Pengawasan Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PMVL) OJK Edi Setijawan mendorong perusahaan modal ventura mampu lebih mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi untuk menyasar segmen tersebut.
"Industri PMV diharapkan mampu mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi sehingga mampu menjangkau segmen generasi milenial dan gen Z yang pada umumnya masih dalam tahapan rintisan usaha dengan skala UMKM tetapi akrab dengan teknologi informasi," kata Edi kepada Bisnis, dikutip Minggu (6/10/2024).
OJK mencatat, pada Agustus 2024, pembiayaan modal ventura mengalami kontraksi 9,03% year-on-year (YoY) menjadi Rp16,19 triliun. Penurunan ini juga diikuti dengan penurunan nilai aset yang kontraksi 5,6% menjadi Rp26,05 triliun pada Agustus 2024, dibanding Rp27,61 triliun pada Agustus 2023. Kontraksi pada Agustus 2024 ini melanjutkan penurunan pada Juli 2024 yang sebesar 10,67% YoY.
Berdasarkan fase pertama dalam peta jalan modal ventura yang disusun OJK, Edi menjelaskan modal ventura didorong untuk melakukan penguatan permodalan, tata kelola, hingga penguatan SDM. Dengan begitu, pada fase kedua 2026-2028, diharapkan ekspansi pembiayaan modal ventura akan terlihat.
Strategi Mandiri Capital Indonesia
Sementara di lain sisi, Direktur Utama PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) Ronald Simonangkir membeberkan modal ventura saat ini lebih selektif dalam mendanai perusahaan rintisan.
"Sebelumnya, banyak investor menggunakan strategi 'bakar uang' untuk mendorong pertumbuhan cepat pada startup. Namun, saat ini, fokus investasi mulai bergeser ke arah startup yang lebih stabil secara finansial," kata Ronald kepada Bisnis, Kamis (3/10/2024).
Menurut Ronald, setidaknya ada empat sektor yang bisa menjadi daya ungkit pertumbuhan pembiayaan modal ventura. Pertama, sektor teknologi hijau yang fokus pada solusi energi terbarukan dan teknologi ramah lingkungan.
Kedua, sektor kesehatan digital. Ronald menjelaskan permintaan untuk layanan kesehatan berbasis teknologi, seperti telemedicine saat ini terus meningkat.
Ketiga, sektor teknologi finansial atau fintech. Menurutnya, inovasi dalam pembayaran dan pinjaman digital menciptakan peluang besar untuk inklusi keuangan.
Sektor terakhir adalah artificial intelligence (AI). Ronald bilang, teknologi ini meningkatkan efisiensi di berbagai industri dan menawarkan potensi pertumbuhan yang luar biasa.
"Dalam memilih sektor ini, modal ventura tidak hanya mencari startup yang dapat tumbuh cepat, tetapi juga perusahaan dengan strategi yang jelas untuk membangun fundamental bisnis yang kuat dan stabil. Selain itu, startup juga harus memiliki solusi yang inovatif atau mampu memecahkan kebutuhan masyarakat," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel