Lagi, Simpanan Masyarakat Bawah Naik Paling Sedikit per Agustus 2024

Bisnis.com,08 Okt 2024, 10:50 WIB
Penulis: Arlina Laras
Karyawati menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. di Jakarta, Selasa (16/8/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat nominal tabungan masyarakat di bawah Rp100 juta tumbuh paling kecil sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) dibandingkan kelompok simpanan lainnya. 

Berdasarkan data LPS periode Agustus 2024, nominal simpanan di bawah Rp100 juta mencapai Rp1.061,42 triliun atau setara dengan 12,2% dari total simpanan Rp8.698,53 triliun. 

Tercatat, pertumbuhan atas simpanan ini hanya meningkat 0,8% secara YtD. Adapun, secara tahunan tiering simpanan naik 5,3% (year on year/YoY), sementara secara bulanan, angka ini naik tipis dari bulan sebelumnya yang tumbuh 0,3%. 

Sementara itu, simpanan nasabah tajir alias yang kerap didominasi oleh korporasi, tiering simpanan di atas Rp5 miliar ini masih menjadi simpanan dengan nominal terbesar yakni mencapai Rp4.630,51 triliun atau 53,2% dari total simpanan yang ada.

Bila dibandingkan dengan simpanan di bawah Rp100 juta, simpanan di atas Rp5 miliar ini tumbuh 2,1% (YtD). Secara tahunan tumbuh 9,1% (YoY), sedangkan secara bulanan mengalami penyusutan sebesar 0,9% (month to month/MtM). 

Selain itu, simpanan nasabah di tiering lainnya seperti simpanan nasabah dengan nominal Rp100 juta hingga Rp200 juta tumbuh 2,4% ytd. Secara tahunan tumbuh 5,1% (YoY). Sedangkan, tiering simpanan Rp200 juta hingga Rp500 juta tumbuh 3% (YtD). Lalu, secara tahunan tumbuh 4,5% (YoY).

Selanjutnya, simpanan Rp500 juta hingga Rp1 miliar tumbuh 2,9% (YtD). Adapun, secara tahunan tumbuh 5,7% (YoY). 

Kemudian, simpanan Rp1 miliar hingga Rp2 miliar tumbuh 3,4% (YtD). Jika ditilik secara tahunan simpanan ini tumbuh 3,8% (YoY). Terakhir, simpanan Rp2 miliar hingga Rp5 miliar tumbuh 1,8% (YtD), sementara secara tahunan tumbuh 3,9% (YoY).

Menanggapi pertumbuhan yang naik tipis di simpanan di bawah Rp100 juta, Peneliti Center of Macroeconomics and Finance Indef Abdul Manap Pulungan mengatakan kondisi ini menggambarkan daya belanja masyarakat tersebut sedang turun. 

"Kita kan sebenarnya termasuk di situ. Kita ini kan belum tentu punya pendapatan Rp100 juta, tabungan Rp200 juta di rekening kan? Artinya, ini menggambarkan bahwa kelas menengah bawah itu memang sangat tertekan dengan kondisi saat ini," ujarnya kepada Bisnis, dikutip pada Selasa (8/10/2024).

Menurutnya, pemutusan hubungan kerja (PHK) di sejumlah perusahaan juga turut memengaruhi penurunan pendapatan masyarakat.

"Misalnya, PHK banyak tuh ada pabrik-pabrik garment terus tekstil yang tutup. Di situlah orang-orang menengah bawah ini yang bekerja untuk mencari pendapatan gitu," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini