Prospek Unit Linked di Tengah Tantangan Industri Asuransi Jiwa, Tetap Menarik?

Bisnis.com,09 Okt 2024, 07:20 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Karyawan beraktivitas di kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), Jakarta, Selasa (8/10/2024). / Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja produk unit-linked industri asuransi jiwa menunjukkan perkembangan yang menarik di tengah kondisi pasar keuangan yang dinamis.

Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) pada semester I/2024 mencatat premi lini bisnis unit-linked mencapai Rp36,68 triliun, meskipun mengalami koreksi 13,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, hal ini jauh lebih baik dibandingkan semester I/2023, di mana penurunan premi mencapai 24,9%. 

Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu mengatakan bahwa kinerja produk unit-linked sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar keuangan dan preferensi konsumen. 

"Merujuk pada data kinerja industri asuransi jiwa pada periode Januari—Juni 2024, pendapatan premi yang berasal dari produk asuransi jiwa unit-linked tercatat sebesar Rp36,68 triliun," kata Togar kepada Bisnis, Selasa (8/10/2024). 

Meskipun premi unit-linked masih terkoreksi, Togar tetap optimistis terhadap prospek produk itu hingga akhir tahun. Menurutnya, sejumlah faktor eksternal, seperti kondisi pasar saham dan daya beli masyarakat, turut memengaruhi kinerja unit-linked. Namun, dengan adanya penyempurnaan regulasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Togar yakin produk unit-linked akan menjadi lebih aman dan menarik di masa mendatang. 

"Penyempurnaan regulasi dari OJK tentu menjadi salah satu faktor yang membuat produk unit-linked lebih aman dan menarik di mata konsumen," katanya, 

Dalam menghadapi tantangan industri dan meningkatkan kinerja unit-linked, Togar menekankan pentingnya inovasi produk. Menurutnya perusahaan asuransi perlu terus mengembangkan dan menyesuaikan produk unit-linked agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 

Beberapa inovasi yang diharapkan dapat meningkatkan daya tarik unit-linked antara lain penyesuaian biaya, fleksibilitas investasi, serta penambahan fitur-fitur baru.

Selain inovasi pada produk, Togar juga menyoroti pentingnya digitalisasi untuk memudahkan nasabah dalam memantau kinerja investasi mereka. 

"Perusahaan juga dapat mengembangkan aplikasi dan platform digital yang memudahkan nasabah untuk memantau kinerja investasi dan mengakses informasi produk secara real-time," tambahnya.

Dengan strategi tersebut, Togar optimis bahwa perusahaan asuransi dapat tetap kompetitif dan terus menarik minat konsumen terhadap produk unit-linked. "Ke depannya, dengan inovasi dan pemanfaatan teknologi, kami berharap produk unit-linked akan semakin diminati oleh masyarakat," tutupnya.

Di sisi lain, kinerja rata-rata unit-linked pasar saham naik 4,94% (year to date/YtD) per September 2024, outperform IHSG yang naik 3,51% (YtD). Kinerja ini didorong unit-linked dengan saham-saham berdenominasi dolar Amerika Serikat (AS). 

Beberapa di antaranya, Smartwealth Dollar Equity World Opportunities Funds US$ yang memberikan imbal hasil tertinggi mencapai 26,64%. Kemudian PRUlink US Dollar Global Tech Equity mencapai sebanyak 25,73%. Disusul PFI Mega Life USD Global Equity Opportunity Fund mencapai 20,41%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini