Proyeksi OJK untuk Kinerja Kredit Bank Sampai Akhir 2024

Bisnis.com,13 Okt 2024, 12:55 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan kinerja pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir 2024 bisa memenuhi target atau mencapai pertumbuhan sebesar 11%. Sejauh ini, realisasi laju kredit bank cukup menjanjikan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae optimistis kredit bank dapat tumbuh mencapai 11% pada penghujung 2024, terutama jika melihat laju pertumbuhan yang masih dobel digit hingga Agustus 2024.

“Kami optimistis bahwa pertumbuhan kredit perbankan pada 2024 masih sesuai dengan target yang disampaikan oleh OJK pada awal tahun, yaitu di kisaran 9%-11%,” katanya dalam jawaban tertulis, dikutip Minggu (13/10/2024).

Hingga bulan kedelapan tahun ini, lanjut Dian, pertumbuhan kredit perbankan mencapai 11,40% secara tahunan (year-on-year/yoy). Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan posisi 9,06% pada periode sama tahun sebelumnya.

Secara tahun berjalan alias year-to-date (ytd), kredit juga juga meningkat sebesar 5,89% atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan secara ytd pada Agustus 2023 yaitu 4,92%. 

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) menargetkan kredit perbankan tumbuh pada rentang 10%—12% hingga penghujung 2024. Gubernur BI Perry Warjiyo memaparkan pertumbuhan kredit pada Agustus 2024 tetap kuat dengan persentase 11,40% secara tahunan yoy. 

"Perkembangan ini ditopang oleh sisi penawaran sejalan dengan minat penyaluran kredit yang terjaga, pendanaan yang memadai, realokasi alat likuid ke kredit oleh perbankan, dan dukungan KLM [kebijakan insentif likuiditas makroprudensial] Bank Indonesia," katanya dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (18/9/2024).

Lebih lanjut, berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit pada Agustus 2024 ditopang oleh kredit modal kerja yang tumbuh 10,75% YoY, kredit investasi 13,08% YoY, serta kredit konsumsi 10,83% YoY. Sementara itu, pembiayaan syariah dan kredit UMKM juga tumbuh masing-masing sebesar 11,61% YoY dan 4,42% YoY.

Perry memaparkan, pertumbuhan kredit juga didukung oleh sisi permintaan yang tetap baik dari korporasi, terutama korporasi di sektor padat modal. Namun demikian, dia menyebut bahwa permintaan kredit korporasi di sektor padat karya perlu terus ditingkatkan. 

"Sementara itu, permintaan kredit rumah tangga terjaga, terutama pada sektor properti. Secara sektoral, pertumbuhan kredit pada mayoritas sektor ekonomi tetap kuat, terutama pada sektor industri, LGA [listrik, gas, dan air], dan pengangkutan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Dwi Nicken Tari
Terkini