Bank Jadi Penguasa Naming Rights Transportasi Publik Jakarta

Bisnis.com,13 Okt 2024, 19:44 WIB
Penulis: Reyhan Fernanda Fajarihza
Rangkaian kereta moda raya terpadu (MRT) melintas di Stasiun MRT Asean, Jakarta, Rabu (11/1/2023). / Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank telah menjadi penguasa hak penamaan eksklusif atau naming rights atas perhentian transportasi publik di Jakarta, mulai dari stasiun kereta hingga halte bus.

Teranyar, Bank DKI bersama PT MRT Jakarta (Perseroda) mengumumkan kemitraan strategis hak penamaan di Stasiun MRT Bundaran HI Bank DKI. Kerja sama ini berlangsung selama 3 tahun alias hingga 2027 mendatang.

"Kemitraan ini tidak hanya sebatas hak penamaan, tetapi juga mendorong pengembangan sistem pembayaran modern melalui layanan seperti JakCard dan MartiPay untuk memudahkan aksesibilitas dan layanan perbankan bagi masyarakat," kata Direktur Utama PT Bank DKI Agus H. Widodo dalam konferensi pers, Selasa (8/10/2024).

Di sisi lain, Direktur Utama PT MRT Jakarta Tuhiyat menyampaikan bahwa kerja sama tersebut merupakan bentuk sinergi antarbadan usaha milik daerah (BUMD) DKI Jakarta. Selain itu, dari 13 stasiun yang ada dalam MRT Jakarta Fase 1, delapan di antaranya telah tercakup dalam skema kemitraan ini.

Perusahaan bank dan layanan perbankan mendominasi naming rights stasiun MRT Jakarta saat ini. Di samping Bank DKI, terdapat PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang menempati Stasiun Blok M BCA, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) di Stasiun Istora Mandiri, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) di Stasiun Dukuh Atas BNI, hingga PT Mastercard Indonesia yang menempati Stasiun Senayan Mastercard.

Bergeser ke moda Lintas Raya Terpadu (LRT), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) alias Bank BJB turut turun ke gelanggang naming rights terhadap Stasiun LRT Jabodebek Pancoran pada Juli lalu, tepatnya Kamis (25/7/2024). Perhentian tersebut kini bernama Stasiun LRT Jabodebek Pancoran bank bjb.

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Tbk. alias KAI Didiek Hartantyo menuturkan bahwa program naming rights ini menawarkan peluang kolaborasi yang substansial bagi perusahaan dalam meningkatkan brand awareness mereka.

"Sebagai penyedia layanan transportasi massal, KAI memiliki jangkauan luas serta melayani ratusan juta penumpang setiap tahunnya," ujar Didiek dalam keterangan resminya.

Selain LRT Jabodebek, program tersebut ditawarkan kepada moda perjalanan lain di bawah KAI, antara lain Kereta Api Jarak Jauh dan KRL Commuterline. Sebelumnya, KAI juga telah menjual naming rights pada Stasiun KRL BNI City dan Stasiun Semarang Tawang Bank Jateng.

Sementara itu, pada bulan yang sama, halte bus Transjakarta juga mendapat kue kesepakatan naming rights. Industri perbankan kembali diwakili Bank DKI yang memiliki hak penamaan atas Halte Senayan Bank DKI yang sebelumnya bernama Halte Gelora Bung Karno (GBK).

Satu halte lainnya yang mendapatkan hak penamaan adalah Bundaran HI Astra. Pada saat bersamaan, Transjakarta juga mengubah nama sejumlah titik halte agar menjadi lebih netral.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini