Pembiayaan UMKM Mandiri Utama Finance (MUF) Solid di Tengah Tantangan Daya Beli

Bisnis.com,15 Okt 2024, 17:51 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Nasabah Mandiri Utama Finance/muf.co.id

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Utama Finance (MUF) mengklaim tetap menunjukkan performa pembiayaan yang solid, khususnya di segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di tengah tantangan ekonomi yang dipicu oleh penurunan populasi kelas menengah dan melemahnya daya beli masyarakat

Direktur Mandiri Utama Finance Rully Setiawan mengatakan kinerja MUF dalam pembiayaan sektor UMKM tetap tumbuh signifikan, meskipun tren pembiayaan di industri keuangan secara keseluruhan cenderung mengalami penurunan.

“Pembiayaan MUF untuk segmen UMKM melalui sektor produktif hingga September 2024 mencapai Rp2,7 triliun, tumbuh 22,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” kata Rully kepada Bisnis, Selasa (15/10/2024). 

Rully juga menyoroti bahwa penurunan pembiayaan di segmen usaha mikro di industri secara luas tak lepas dari dinamika populasi kelas menengah Indonesia yang berkurang, serta melemahnya daya beli masyarakat. Kondisi ini berdampak langsung pada permintaan akan pembiayaan, termasuk di sektor UMKM.

Namun, pihaknya tetap optimistis bahwa kebijakan pemerintah untuk menstimulasi pembiayaan UMKM serta upaya meningkatkan daya beli masyarakat bisa menjadi katalis positif untuk memperbaiki situasi.

“Kami memandang bahwa kinerja penyaluran pembiayaan untuk segmen UMKM dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor, di antaranya kebijakan pemerintah untuk menstimulasi penyaluran pembiayaan UMKM dan meningkatkan daya beli masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi termasuk permintaan layanan pembiayaan untuk UMKM yang juga akan meningkat,” kata Rully. 

Pegawai melayani nasabah di kantor cabang Mandiri Utama Finance (MUF) di Jakarta, Kamis (4/7/2024)/JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Dalam menjaga pertumbuhan pembiayaan di segmen UMKM, Rully menjelaskan bahwa MUF telah menerapkan beberapa strategi kunci. Salah satu fokus utamanya adalah diversifikasi sektor pembiayaan, yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar UMKM yang dinamis. 

“Kami menawarkan pembiayaan untuk sektor modal kerja dan investasi. Ini bertujuan menjangkau segmen pasar yang lebih luas, sehingga kebutuhan finansial para pelaku UMKM bisa terpenuhi secara lebih spesifik,” katanya.

Selain diversifikasi, Rully menekankan pentingnya penguatan analisis kredit dan manajemen risiko untuk memastikan pembiayaan yang disalurkan tetap sehat.

Dalam dunia pembiayaan, risiko kredit adalah hal yang tidak bisa diabaikan dan MUF berkomitmen untuk terus memperbaiki proses penilaian risiko agar lebih akurat dan menyeluruh.

Di samping itu, investasi dalam teknologi juga menjadi pilar penting dalam strategi MUF. Rully menjelaskan bahwa MUF telah mengadopsi platform digital untuk mempermudah proses pengajuan dan pencairan dana bagi nasabah. 

“Kami juga berinvestasi dalam inovasi teknologi dengan mengadopsi platform digital untuk proses pengajuan dan pencairan dana. Dengan kombinasi strategi ini, kami optimis ke depan menjaga dan meningkatkan penyaluran pembiayaan ke UMKM secara berkelanjutan,” tandasnya. 

Per Agustus 2024,  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pembiayaan multifinance terhadap usaha menengah mengalami penguatan, pembiayaan tercatat Rp67,01 triliun lebih tinggi ketimbang Rp49,25 triliun pada Agustus 2023.

Ini membuat pembiayaan usaha menengah merangsek ke posisi kedua outstanding terbesar di bawah pembiayaan usaha besar. Sementara, pembiayaan usaha mikro turun dari Rp53,18 triliun pada Agustus 2023 menjadi Rp51,08 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini