Alasan BI Tahan Suku Bunga 6%: Demi Stabilitas Nilai Tukar Rupiah

Bisnis.com,16 Okt 2024, 14:56 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Gubernur BI dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) di kantor pusat BI, Jakarta pada Rabu (16/10/2024). / Bisnis-Annasa Rizki Kamalina

Bisnis.com, JAKARTA — Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia memutuskan suku bunga acuan atau BI Rate tetap 6%

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI periode 15—16 Oktober 2024.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15 dan 16 Oktober 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (16/10/2024).

Bank Indonesia juga menetapkan suku bunga Deposit Facility tetap sebesar 5,25% dan suku bunga Lending Facility tetap sebesar 6,75%.

Perry juga menjelaskan bahwa fokus kebijakan moneter oleh bank sentral saat ini adalah stabilitas nilai tukar rupiah. Seperti diketahui, rupiah sempat tertekan pada tahun ini dan menembus batas psikologis Rp16.000 per dolar AS, yakni mencapai titik terlemahnya pada 21 Juni 2024 di level Rp16.450 per dolar AS.

Adapun, saat ini posisi nilai tukar rupiah tercatat sedang melemah 0,39% pada tahun berjalan (year to date/YtD), tetapi posisinya menguat 1,18% secara tahunan (year on year/YoY). Pada Rabu (16/10/2024), rupiah dibuka menguat 0,49% ke level Rp15.512 per dolar AS.

"Fokus kebijakan moneter pada jangka pendek ini pada stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya keptidapastian pasar keuangan global," ujar Perry.

Dia juga menjelaskan bahwa BI terus mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan dengan tetap memperhatikan prospek inflasi, kurs rupiah, dan pertumbuhan ekonomi.

Adapun, Perry juga mengatakan keputusan menahan suku bunga konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini