Gubernur BI Yakin Suku Bunga The Fed Turun 50 Bps di Sisa 2024

Bisnis.com,16 Okt 2024, 16:45 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memberikan keterangan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (21/8/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat bahwa Federal Reserve atau The Fed masih akan melakukan pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali lagi pada sisa tahun ini.

Perry menjelaskan, The Fed pada dua rapat FOMC selanjutnya, yakni November dan Desember akan melakukan pemangkasan masing-masing 25 bps sehingga total pemangkasan sebesar 100 bps, termasuk pemangkasan pada September lalu yang sebesar 50 bps. 

"[Pemangkasan] Fed Fund Rate November sekali, Desember sekali, 25 bps, jadi total tahun ini 100 bps," jelasnya dalam konferensi pers, Rabu (16/10/2024). 

Sementara untuk tahun depan, Perry melihat The Fed dapat melakukan pemangkasan sebanyak empat kali dengan total 75 bps hingga 100 bps.

Sebelumnya pada notulensi rapat FOMC dirilis pada Rabu pekan lalu, mengindikasikan adanya perdebatan yang kuat mengenai besarnya penurunan suku bunga, dan para pejabat yang telah berbicara sejak saat itu mengatakan bahwa mereka lebih menyukai pendekatan bertahap.

Para pejabat memperkirakan akan ada pemangkasan 50 basis poin lagi hingga akhir 2024, sambil mengamati perkembangan di pasar tenaga kerja AS.

Pasalnya, usai pemangkasan yang cukup besar pada September lalu, inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan, bersama dengan data tenaga kerja AS pekan lalu yang melonjak, kemungkinan akan memperkuat perdebatan apakah The Fed akan memilih penurunan suku bunga yang kecil bulan depan atau berhenti sejenak setelah penurunan besar di bulan September.

Sementara menurut data FedWatch CME setelah data inflasi dirilis, pelaku pasar mempertegas ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada bulan November sebesar 86,9%, dengan 13,1% kemungkinan tidak ada perubahan sama sekali.

Di dalam negeri, Perry menegaskan bank sentral dalam mengambil keputusan BI Rate, tidak hanya mengamati perkembangan arah kebijakan The Fed, namun juga kondisi geopolitik dan imbal hasil dari UST tenor 2 tahun dan 10 tahun. 

"BI akan mencermati ruang penurunan suku bunga dengan tetap memperhatikan porspek inflasi, nilai tukar rupiah, dan pertumbuhan ekonomi," lanjutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Wibi Pangestu Pratama
Terkini